
Jadi Gubernur di Ladang Timah, Ridwan Rangkap Dirjen Minerba!

Jakarta,CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian resmi melantik Ridwan Djamaluddin sebagai Penjabat (PJ) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), pada Kamis (12/5/2022).
Dengan begitu, maka Ridwan secara sah menggantikan posisi Gubernur Definitif, Erzaldi Rosman yang berakhir masa jabatannya pada hari ini, Kamis (12/5/2022). Lantas bagaimana dengan posisinya sebagai Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba)?
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi memastikan bahwa Ridwan masih akan tetap memimpin Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM. Sekalipun putra daerah kelahiran Bangka tersebut kini telah menjadi orang nomor satu di wilayah Babel yang kaya akan pertambangan timah itu.
"Dirjen Minerba tetap Bapak Ridwan Djamaluddin. Merangkap Pj Gub Babel," ujar Nindyo kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/5/2022).
Hal itu juga ditegaskan oleh Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif menyatakan bahwa Ridwan Djamaluddin akan merangkap jabatan menjadi Dirjen Minerba juga. "Sepertinya dirangkap," urang Irwandy kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/5/2022).
Sebelum menjabat sebagai Dirjen Minerba, Ridwan juga sempat menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Karir Ridwan bisa dibilang melesat setelah berkarir di Kementerian yang dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Ridwan sendiri merupakan lulusan Teknik Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989. Ia melanjutkan studinya di magister geomorfologi ITC Belanda (1993).
Setelah itu, ia berhasil mendapat gelar Doktor Geografi di texas A&M University Amerika Serikat pada (1999). Ridwan juga pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IATGI).
Untuk diketahui, Indonesia merupakan salah satu penghasil timah terbesar dunia. Adapun daerah penghasil timah terbesar diketahui berada di provinsi Bangka Belitung.
Indonesia sendiri juga memenuhi 22% produksi logam timah dunia. Menurut booklet Timah Kementerian ESDM, Bumi Pertiwi ini juga mengandung 17% cadangan timah dunia.
Posisi Indonesia berada di urutan kedua setelah China. Negeri Panda memproduksi 47% logam timah dunia dan mengandung 23% cadangan timah dunia. Akan tetapi produksinya kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan negaranya sendiri. Sebab China juga merupakan konsumen timah terbesar dunia, yaitu 46% dari total konsumsi dunia.
Logam timah adalah barang setengah jadi yang bisa kembali diolah menjadi beberapa macam produk. Diungkapkan dalam booklet Timah ESDM, kebutuhan produk turunan timah didominasi oleh tin solder dengan konsumsi 47% dari total logam timah. Solder digunakan untuk produk elektronik konsumsi yang saat ini memiliki permintaan banyak.
Lainnya diolah menjadi tin chemical sebesar 18%. Selanjutnya ada tinplate, lead acid batteries, copper alloys, dan lainnya. Produk tin chemical digunakan pada industri Polyvinyl chloride (OVC) sebagai bahan pembuatan pipa konstruksi, plastik PVC transparan, dan lainnya.
Hilirisasi logam timah menjadi tin solder dapat meningkatkan nilai tambah sekitar dua kali lipat. Sedangkan dari logam timah menjadi tin chemical bisa bertambah tiga kali lipat.
Selain itu, tambang timah juga mengandung logam tanah jarang yaitu Monasit. Mengutip jurnal Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nuklir Batan, monasit merupakan mineral RE phospat yang mengandung logam tanah jarang cukup tinggi, sehingga Monasit merupakan mineral yang mempunyai arti sangat penting dalam bidang industri superkonduktor.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Konflik Kepentingan Rangkap Jabatan Dirjen Minerba!
