Internasional

Edan! Nuklir Rusia Bisa Lenyapkan NATO dalam 30 Menit

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 10/05/2022 07:30 WIB
Foto: Peluncur rudal balistik antarbenua Topol Rusia melintas di Lapangan Merah, Moskow. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan militer Rusia ke Ukraina kembali meningkatkan kemungkinan terjadinya perang nuklir. Pasalnya, beberapa negara Barat seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menunjukan pertentangannya terkait langkah Moskow itu.

Dalam sebuah tayangan terbaru, media Rusia menyiarkan video simulasi serangan drone nuklir bawah laut melenyapkan wilayah Inggris dari peta dunia. Tayangan itu disertai desakan penyiarnya yang dikenal sebagai 'corong Putin', Dmitry Kiselyov, agar Presiden Vladimir Putin melakukannya.


Dia menyerukan serangan ke Inggris dengan drone bawah air Poseidon yang diklaim akan memicu gelombang pasang radioaktif 1.600 kaki dan menenggelamkan Inggris ke kedalaman laut.

Menurut profesor hubungan internasional di Fakultas Hukum dan Politik di Universitas Cardiff, Campbell Craig, bila nuklir Moskow ini benar-benar diluncurkan, beberapa bagian bumi ini bisa hancur tanpa bekas. Kehancuran ini semakin besar di wilayah Barat bila perang nuklir yang terjadi melibatkan negara-negara NATO.

"Jika perang nuklir pecah antara NATO dan Rusia dan meningkat menjadi perang dunia, sebagian besar kota di Rusia, Eropa, dan AS akan menjadi sasaran dan dihancurkan," ujar Craig dikutip dari Daily Star, Senin (9/5/2022)

"Inggris sudah pasti tidak akan ada lagi," imbuhnya.

Argumen yang hampir sama juga diutarakan oleh Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin. Ia menyebut serangan nuklir Rusia dapat melenyapkan NATO dalam waktu 30 menit saja.

"Dalam perang nuklir, negara-negara NATO akan dihancurkan oleh kami dalam waktu setengah jam. Tapi kita tidak boleh membiarkannya, karena konsekuensi dari pertukaran serangan nuklir akan mempengaruhi keadaan Bumi kita," paparnya seperti dikutip Mirror.

Secara statistik, Rusia merupakan negara dengan senjata nuklir terbanyak. Ada 6.257 di mana 1.458 aktif, 3.039 tersedia dan 1.760 tak berfungsi (retired). Kemudian disusul Amerika Serikat (5.550), lalu China (350), Prancis (290) dan Inggris (255).

Hingga saat ini Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pasukannya untuk menyiagakan kekuatan nuklir negara itu. Pasalnya, beberapa negara Barat anggota NATO telah menjatuhkan berderet sanksi ke negara pimpinannya itu terkait serangan ke Ukraina.

Putin menganggap ini merupakan sebuah aksi yang 'tidak bersahabat' terhadap negaranya. Meski begitu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan potensi perang nuklir antara Rusia dengan NATO kecil kemungkinannya terjadi.

"Saya tidak ingin mempercayainya, dan saya tidak mempercayainya," tegasnya di sela-sela pertemuannya dengan Menlu Ukraina di Turki.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Harap Bisa 'Kopdar' Dengan Putin & Zelenskyy di KTT NATO