
Harga Bitcoin Terjun Bebas, Turun Menjadi Rp 479 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin terus turun setelah meluasnya aksi jual saham di pasar Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Hal ini membuat pasar cryptocurrency menggila dan mendorong cryptocurrency anjlok sekitar 10%.
Melansir CNBC International, Bitcoin turun hampir 5% menjadi US$32.896,25 (atau setara Rp479 juta) sekitar pukul 7 pagi ET atau waktu bagian timur, menurut data dari Coindesk. Bitcoin sendiri merupakan mata uang digital terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar.
Bitcoin sekarang diperdagangkan pada level terendah sejak akhir Januari 2022. Mata uang virtual telah diperdagangkan dalam kisaran sempit tahun ini karena mencoba untuk merebut kembali level tertingginya pada akhir tahun 2021.
Sekarang turun lebih dari 50% dari harga puncaknya US$68.990,90 (atau sekita Rp1 miliar) pada November 2021.
Penurunan terjadi setelah blue-chip Dow Jones Industrial Average kehilangan lebih dari 1.000 poin dan Nasdaq anjlok 5% pada Kamis lalu. Kerugian itu menandai penurunan satu hari terburuk sejak 2020. Dow dan Nasdaq jatuh lagi pada Jumat keesokannya.
Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) pada Rabu menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase sebagai tanggapan terhadap tekanan inflasi.
Pasar saham rally setelah ketua Fed Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari 75 basis poin tidak dipertimbangkan. Tetapi pada Kamis, investor telah menghapus kenaikan reli Fed.
"Secara keseluruhan pasar tetap di bawah tekanan dari inflasi dan kekhawatiran pertumbuhan," kata Vijay Ayyar, wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di pertukaran crypto Luno.
Dia mengatakan bahwa jika bitcoin turun di bawah US$30.000, itu bahkan bisa turun lebih jauh ke US$25.000 sebelum ada pergerakan "signifikan" kembali.
Kapitalisasi pasar global untuk cryptocurrency berada pada US$1,68 triliun pada Minggu, menurut data dari CoinGecko.com. Sementara volume perdagangan cryptocurrency pada hari terakhir adalah US$119 miliar.
Akibat penurunan ini, investor Crypto juga gelisah selama akhir pekan setelah stablecoin TerraUSD sempat kehilangan pasak dolarnya.
Stablecoin adalah mata uang digital yang dirancang untuk mematok nilainya ke aset dunia nyata. Penerbit stablecoin sering mendukung mata uang virtual mereka dengan aset lain yang disimpan sebagai cadangan. Dalam hal ini, TerraUSD bertujuan untuk dipatok ke dolar AS.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penambangan Bitcoin di Kazakhstan Terhenti Akibat Kerusuhan