Sri Lanka Memanas, Presiden Aktifkan Status Darurat Nasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa kembali mengumumkan status darurat pada Jumat kemarin waktu setempat. Hal ini menyusul adanya aksi protes berkepanjangan serta pemogokan nasional berupa penutupan sekolah, bisnis, dan layanan transportasi yang dilakukan para demonstran.
Dilansir dari CNN Internasional, status darurat ini membuat para demonstran yang memblokir jalanan ditangkap. Langkah tersebut harus disetujui oleh parlemen Sri Lanka setidaknya dalam waktu 14 hari.
Sri Lanka sendiri telah diguncang oleh kerusuhan sipil sejak Maret lalu imbas dari krisis ekonomi yang memburuk. Pada Jumat kemarin, polisi menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di dekat gedung parlemen di Kolombo.
Adapun status darurat ini menuai kritik dari beberapa pihak, salah satunya yakni dari pemimpin oposisi Sajith Premadasa. Menurutnya, tindakan tersebut berlawan dengan upaya mencari solusi untuk mengatasi krisis.
Rajapaksa sebelumnya mengumumkan keadaan darurat pada 1 April. Namun ia membatalkannya setelah lima hari berlangsung.
Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Rajapaksa di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok pangan, bahan bakar minyak dan kebutuhan lainnya.
Banyak yang terpaksa menghabiskan berjam-jam dalam panas untuk mengisi tangki mereka di pompa bensin, atau untuk menerima pasokan makanan dan obat-obatan.
Pekan ini, Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry mengakui cadangan keuangan negaranya hampir kosong. Negara tersebut bahkan telah mengajukan banding ke Dana Moneter Internasional atau IMF untuk pembiayaan darurat.
[Gambas:Video CNBC]
PM Sri Lanka Mengundurkan Diri
(hsy/hsy)