Internasional

AS Siapkan Anggaran Perang, Putin Ngamuk & Mengancam

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 April 2022 13:52
Russian President Vladimir Putin watches a test launch of the Sarmat intercontinental ballistic missile at Plesetsk cosmodrome in Arkhangelsk region, via video link in Moscow, Russia, April 20, 2022. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY.
Foto: via REUTERS/SPUTNIK

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia di Ukraina masih berlangsung hingga kini. Banyak hal yang terjadi sejak serangan Moskow ke Kyiv pada 24 Februari lalu.

Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan akan melakukan pembalasan secepat kilat jika negara-negara Barat ikut campur di Ukraina. Komentar Putin muncul saat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menyatakan mendukung perjuangan Ukraina melawan "perang brutal Rusia" pada Kamis (28/4/2022) lalu.

Berbicara kepada anggota parlemen di St Petersburg, Putin mengatakan Barat ingin "memotong" Rusia menjadi beberapa bagian. Ia menuduhnya mendorong Ukraina ke dalam konflik dengan negaranya.

"Jika seseorang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung dari luar, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat," kata Putin, menurut video pidatonya yang dikutip oleh media Rusia.

"Kami memiliki semua alat untuk ini, hal-hal yang tidak dapat dibanggakan orang lain sekarang. Dan kami tidak akan menyombongkan diri, kami akan menggunakannya jika perlu. Dan saya ingin semua orang tahu itu," katanya, yang secara luas dilihat sebagai kiasan terhadap gudang senjata balistik antarbenua dan senjata nuklir milik Rusia.

Rusia sendiri sudah mengatakan kepada AS untuk berhenti mengirim senjata ke Ukraina. Kremlin menambahkan pengiriman senjata dari Barat dalam jumlah besar mengobarkan konflik.

Sementara itu Biden, pada hari yang sama dengan keluarnya pernyataan Putin, disebutkan bahwa telah meminta Kongres AS dana bantuan jumbo untuk Ukraina. Hal ini disampaikannya langsung pada Kamis.

Dalam kesempatan itu, Biden menyebutkan bantuan ini diharapkan mampu melawan serangan Rusia yang brutal ke negara itu. Ini ditambah lagi laporan bahwa Rusia semakin intensif dalam menyerang Timur negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky itu.

"Biaya pertarungan ini, tidak murah, tetapi menyerah pada agresi akan lebih mahal jika kita membiarkannya terjadi," katanya seperti dikutip CNBC International.

"Kami mendukung rakyat Ukraina saat mereka membela negara mereka atau kami berdiri saat Rusia melanjutkan kekejaman dan agresi mereka di Ukraina."

Biden tidak merinci jumlah dana yang diusulkannya. Tetapi seorang pejabat senior pemerintah mengatakan Gedung Putih menginginkan US$ 33 miliar atau Rp 480 triliun (asumsi Rp 14.440) dana tambahan untuk Ukraina.

Bulan lalu, Kongres AS sepakat mengucurkan bantuan sebesar US$ 13,6 miliar untuk Kyiv. Meski begitu, Biden menyebut saat ini dana itu sudah banyak digunakan untuk paket bantuan militer dan pemerintah yang besar ke Ukraina.

"Pada dasarnya, kami telah kehabisan uang (untuk Ukraina). Dan itulah mengapa hari ini, untuk mempertahankan Ukraina yang terus berjuang, saya mengirimkan permintaan anggaran tambahan kepada Kongres," jelasnya.

"Ini akan membuat senjata dan amunisi mengalir tanpa gangguan kepada para pejuang Ukraina yang berani dan terus memberikan bantuan ekonomi dan kemanusiaan kepada rakyat Ukraina."

Serangan Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari ini membuat kota-kota di Ukraina menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Mau Gagalkan Serangan Rusia Ke Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular