Inggris Ancam Serang Balik Rusia, Sudah Siapkan Senjata Ini!

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
29 April 2022 13:50
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, (kiri tengah) berjalan saat kunjungannya di pusat kota Kyiv, Ukraina, Sabtu (9/4/2022). (Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, (kiri tengah) berjalan saat kunjungannya di pusat kota Kyiv, Ukraina, Sabtu (9/4/2022). (Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris telah bersiap menyerang balik Rusia yang kini masih berkonflik dengan Ukraina. Ancaman ini disampaikan Inggris seiring siapnya persenjataan negara tersebut untuk menyerang Rusia.

Mengutip BBC Internasional, Inggris mengumumkan akan menyumbangkan senjata anti-pesawat kepada Ukraina. Rencana Inggris ini lantas ditanggapi Menteri Pertahanan Rusia yang menyebut Inggris memprovokasi Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.

Euronews melaporkan, saat ini beberapa negara Uni Eropa dan anggota NATO sedang bersiap menyuplai senjata berat ke Ukraina. Senjata yang dimaksud termasuk persenjataan udara.

Bantuan ini membuat Rusia menuduh NATO dan negara-negara lain memantik perang proxy dengannya.

Mengutip Daily Mail, Negeri Ratu Elizabeth diketahui memiliki rudal Trident yang menjadi komponen kunci dari sistem senjata nuklir Inggris. Trident diakuisisi oleh pemerintah Margareth Thatcher pada awal 1980-an sebagai pengganti sistem rudal Polaris.

Rudal ini diangkut dengan empat kapal selam kelas Vanguard yang berbasis di pangkalan Angkatan Laut HM Clyde di pantai barat Skotlandia. Setiap trident memiliki jangkauan hingga 12.000 km.

"Ini berarti Trident memiliki kemampuan untuk mencapai target di mana pun, termasuk ke Rusia dan China," tulis media itu dikutip Jumat (29/4/2022).
Dahulu, di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev, Uni Soviet berusaha merundingkan perjanjian senjata yang akan memaksa Inggris untuk melepaskan penangkal nuklirnya.

Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Ronald Reagan menolak untuk mengabulkan permintaan ini. Gorbachev akhirnya mundur, mengizinkan AS dan Uni Soviet untuk menandatangani perjanjian senjata bersejarah, yakni Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah pada tahun 1987.

Menurut ketentuan kesepakatan, semua rudal berbasis darat dengan jarak 500 hingga 5.500 km dilarang. Namun perjanjian itu tidak termasuk penyebaran rudal perantara yang diluncurkan dari udara atau laut, yang memastikan kelanjutan nasib Trident di armada nuklir Inggris.

Di 2016, sistem Trident pun diperbaruhi. Bahkan pemerintah harus mengeluarkan anggaran 30 miliar pounds.

"Senjata nuklir ada di sini, mereka tidak akan hilang," kata Menteri Pertahanan Inggris kala itu, Michael Fallon dikutip dari Express, mempertahankan keberadaan Trident.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Update Perang Ukraina, Jet Inggris-Jerman Cegat Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular