OPEC Dikabarkan Akan Naikkan Produksi Minyak 432 Ribu Barel

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
28 April 2022 19:42
Arab Saudi
Foto: Saudi Aramco/Handout via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya alias OPEC+ diperkirakan akan tetap pada kesepakatan yang ada dan kemungkinan besar akan menyetujui untuk menaikkan produksi minyak sebesar 432 ribu barel per hari (bph) pada Juni 2022.

Hal tersebut kemungkinan akan diputuskan pada pertemuan 5 Mei 2022. Hal tersebut diungkapkan enam sumber dari OPEC kepada Reuters, dikutip Kamis (28/04/2022).

OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia ini telah membuka rekor pengurangan produksi sejak pandemi Covid-19 berlangsung pada tahun 2020.

Namun, konsumen utama, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, telah menekan kelompok tersebut untuk meningkatkan produksi lebih cepat, terutama karena sanksi Barat menghantam produksi Rusia.

Sebelumnya, Rusia memperkirakan produksi minyaknya akan turun sebesar 17% pada 2022 ini. Hal tersebut terungkap dari dokumen Kementerian Ekonomi Rusia yang dilihat Reuters, Rabu (27/04/2022).

Berdasarkan dokumen tersebut, seperti dikutip dari Reuters, produksi minyak Rusia diperkirakan turun menjadi sekitar 8,68 juta barel per hari (bph) - 9,5 juta bph atau sekitar 433,8 juta - 475,3 juta ton pada 2022 dari 524 juta ton pada 2021.

Ekspor minyak dan gas bumi juga diperkirakan turun pada tahun ini, menurut dokumen tersebut.

Seperti diketahui, sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, sejumlah negara Barat memberikan sanksi kepada Rusia, termasuk larangan mengimpor minyak asal Rusia.

Sejumlah negara telah resmi melarang pembelian minyak asal Rusia, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Kanada. Namun tidak demikian dengan Uni Eropa. Masih banyaknya negara di Eropa yang bergantung pada minyak Rusia membuat negara-negara Eropa ini belum secara resmi mengungkapkan melarang pembelian minyak Rusia.

Jerman misalnya, bank sentral Jerman memperingatkan bahwa penghentian tiba-tiba impor gas dari Rusia dapat menyebabkan jatuhnya output ekonomi Jerman. Ini juga menyebabkan melonjaknya inflasi.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Huru-hara OPEC+, Pemerintah Was-was APBN Bengkak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular