Duh! Akibat Setop Dadakan, Minyak RI Hilang Ribuan Barel/Hari
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat Indonesia kehilangan ribuan barel minyak per hari pada kuartal I-2022 ini. Hal ini akibat adanya penghentian operasi tak terduga alias unplanned shutdown di sejumlah lapangan minyak.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan bahwa proses produksi minyak di tahun ini mengalami sejumlah kendala. Akibatnya, sebanyak 20 ribu barel minyak per hari hilang karena tidak dapat diproduksikan.
Menurut Julius, pada kuartal I 2022 ini seharusnya industri hulu migas mampu memproduksi minyak di level 650 ribu bph. Namun demikian, realisasinya hanya berada di level 625 ribu bph.
Tak hanya itu, selain unplanned shutdown, kehilangan produksi minyak juga terjadi lantaran adanya pelaksanaan shutdown dan turnaround di fasilitas Train-1 BP selama sebulan. Kemudian juga terdapat tingginya Loss Potential Oil (LPO) sekitar 5 ribu barel per hari.
"Ya jadi sekitar kehilangan kesempatan produksi (minyak) sekitar 20 ribu barel per hari karena gangguan operasional selama Q1 2022 cukup besar ini," kata Julius kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/4/2022).
Menurut dia gangguan produksi minyak dan gas di sejumlah KKKS besar telah berdampak pada capaian lifting kuartal I tahun ini. Pasalnya, gangguan produksi justru terjadi pada KKKS yang memiliki produksi migas jumbo.
Misalnya, seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ), dan BP Indonesia yang notabene sudah mempunyai Computerized Maintenance Management System (CMMS) yang cukup mumpuni.
Adapun berdasarkan data SKK Migas, lifting untuk minyak misalnya baru mencapai 611,7 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 87% dari target sebesar 703 ribu bph. Sementara, untuk gas mencapai 5.321 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92% dari target 5.800 MMSCFD.
Berikut tiga KKKS yang berkontribusi besar terhadap realisasi lifting minyak di kuartal pertama tahun ini. Pertama, ditempati oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dengan capaian 175.366 bph atau 96,4% dari target APBN 2022 sebesar 182.000 bph.
Kedua, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan produksi minyak mencapai 157.468 atau 87,3% dari target tahun ini sebesar 180.355 bph. Ketiga, PT Pertamina EP dengan capaian produksi 66,846 bph atau 80,5% dari target APBN sebesar 83.000 bph.
Sementara untuk lifting gas, berikut tiga KKKS yang berkontribusi besar terhadap realisasi lifting di kuartal pertama tahun ini. Pertama, yakni BP Berau LTD dengan capaian saluran gas 877 MMSCFD atau 75,3% dari target APBN 2022 1,164 MMSCFD.
Kedua, ConocoPhillips (Grissik) LTD dengan capaian saluran gas 799 MMSCFD atau 110,2% dari target APBN 2022 725 MMSCFD. Ketiga, PT Pertamina EP dengan capaian saluran gas 650 MMSCFD atau 92,3% dari target APBN 2022 sebesar 705 MMSCFD.
(pgr/pgr)