Internasional

Perang Makin Panas, Rusia Sebut Inggris Provokator Ukraina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 27/04/2022 09:02 WIB
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadiri pertemuan, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di Kyiv, Ukraina, Sabtu (9/4/2022). (Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS)EUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Rusia dan Inggris semakin panas. Hal ini terkait pernyataan Menteri angkatan bersenjata Inggris James Heappey yang mengatakan sah bagi Ukraina untuk memburu target di wilayah Rusia demi mengganggu jalur logistik.

Dalam sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, Kremlin mengatakan pernyataan itu merupakan provokasi. Pihaknya juga telah mempersiapkan respon bila Ukraina menuruti saran kerajaan tersebut.


"Kami ingin menggarisbawahi bahwa provokasi langsung London terhadap rezim Kyiv ... jika tindakan tersebut dilakukan, (Rusia) akan mengarahkannya pada respons proporsional," kata Kementerian Pertahanan seperti dikutip Reuters, Rabu (27/4/2022).

"Seperti yang telah kami peringatkan, Angkatan Bersenjata Rusia siap sepanjang waktu untuk meluncurkan serangan balasan dengan senjata jarak jauh berpresisi tinggi ke pusat pengambilan keputusan di Kyiv."

Kementerian itu menambahkan jika pihaknya tidak peduli bila serangan balasan yang dilancarkan itu mengenai target milik "negara Barat" di Ukraina. Seperti "perwakilan negara Barat".

Ukraina sendiri sebelumnya telah melancarkan serangan ke fasilitas kilang minyak Rusia yang berada di wilayah Belgorod. Ini dilakukan untuk memutus akses bahan bakar pasukan Rusia yang saat ini berada di dalam teritorinya.

Sementara itu, selain dengan Inggris, hubungan Rusia juga makin memanas dengan Kroasia. Ketegangan ini dipicu oleh pengusiran 24 karyawan Kedutaan Besar Rusia dari Zagreb, sebagai sikap menentang serangan Negeri Beruang Merah ke Ukraina.

Senin, Rusia juga panas dengan Jerman. Negeri itu mengusir 40 diplomat Negeri Panser.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah