Ditinggal Mudik, Konsumsi Listrik Jakarta Turun Drastis?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 April 2022 16:30
Sejumlah stasiun kereta rel listrik (KRL) Commuter Line tampak ramai dengan penumpang seiring penerapan 100 persen kapasitas dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 di Jakarta. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia.com, Rabu (5/12) pukul 18.00 WIB, KRL jurusan TNn Abang-Serpong maupun Tn Abang-Bogor terisi hampir penuh ketika tiba di Stasiun Tn Abang. Dengan kapasitas gerbong yang kini dapat menampung hingga 100 persen, warga tampak berdiri berdesakan saat menunggu kereta. Pengguna KRL sulit menjaga. Beberapa calon penumpang yang mendapati KRL yang datang sudah penuh, tampak ragu-ragu untuk naik. Sebagian akhirnya memutuskan menunggu kereta berikutnya. Seperti diketahui Jakarta PPKM level 2 berlaku mulai hari ini (4/1). Pemerintah kembali memperpanjang aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Bali selama 2 pekan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Penumpang KRL di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (5/1/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) memproyeksikan beban puncak di wilayah Jakarta akan turun menjadi 3.500 megawatt (MW) pada saat Hari Raya Idulfitri. Adapun penurunan ini disebabkan kebijakan pembukaan mudik lebaran yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun ini.

General Manager PLN Disjaya Doddy B Pangaribuan mengatakan beban puncak di Jakarta dalam kondisi normal biasanya akan berada di angka 5000 MW. Namun pada saat hari H lebaran pada tahun ini, beban puncak di Jakarta akan berada pada angka 3.500 MW.

"Kalau mudik kan warga Jakarta pada pulang tuh? Tahun lalu, ada dua tahun lalu kita gak mudik hanya turun menjadi 4200 MW dari 5000 MW kalau sekarang proyeksi beban puncak 3500 MW," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4/2022).

Sementara itu, ia mencatat pemakaian listrik untuk sektor bisnis hingga Maret 2022 di Jakarta naik 8,7% dibandingkan tahun lalu. Hal ini menjadi sinyal positif kebangkitan ekonomi untuk wilayah Jakarta.

Adapun sejak Januari hingga Maret 2022 sektor bisnis menggunakan listrik sebesar 2,758 Giga Watt hour (GWh) dan merupakan konsumsi listrik tertinggi sejak diumumkan Pandemi Covid-19 pada Maret 2020.

Menurut dia meskipun jumlah pelanggan listrik di sektor bisnis ini hanya 6,08% dari total 4,9 juta pelanggan di PLN UID Jakarta Raya, tetapi konsumsi listriknya 33,3% dari total konsumsi listrik Jakarta yang mencapai 8,2 TWh.

"Konsumsi listrik untuk bisnis ini sudah mulai naik, bisa jadi karena banyak perkantoran yang mulai menerapkan Work From Office kembali, event offline mulai digelar, okupansi hotel yang meningkat, serta kegiatan di pusat perbelanjaan yang mulai banyak," katanya.

Adapun kenaikan pemakaian listrik yang signifikan di Jakarta dan sekitarnya terdapat pada sektor sosial sebesar 16,2% sampai dengan Maret dibandingkan tahun lalu (yoy).

Konsumen sektor sosial diantaranya sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan swasta, rumah ibadah, panti sosial, asrama pelajar, pusat pendidikan keagamaan (pesantren), museum milik Pemda, rumah sakit, dan lainnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Bisnis Berputar, Konsumsi Listrik Jakarta Melejit 8,7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular