Internasional

Rusia kepada NATO: Jangan Remehkan Ancaman Perang Nuklir

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
26 April 2022 10:20
In this photo released by Russian Foreign Ministry Press Service, Russian Foreign Minister Sergey Lavrov speaks to Sahiba Gafarova Chairman of the National Assembly of Azerbaijan during their meeting in Moscow, Russia, Wednesday, Sept. 23, 2020. (Russian Foreign Ministry Press Service via AP)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali memperingatkan NATO dan sekutunya tentang potensi perang nuklir sebagai buntut ketengangan di Ukraina yang turut menyeret keterlibatan negara-negara Barat.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Barat untuk tidak meremehkan peningkatan risiko konflik nuklir atas Ukraina dan mengatakan. Menurutnya, NATO pada dasarnya terlibat dalam perang fraksi (proxy war) melawan Rusia dengan terus memasok persenjataan ke Ukraina.

Dalam wawancara di televisi nasional Rusia, Lavrov juga mengatakan bahwa inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.

Rusia, kata Lavrov, melakukan banyak hal untuk mencegah perang nuklir dengan segala cara.

"Ini adalah posisi kunci kami di mana kami mendasarkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar," kata Lavrov, seperti dikutip Reuters, Selasa (26/4/2022).

"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu. Banyak yang menyukai itu. Bahayanya serius, nyata, dan kita tidak boleh meremehkannya," imbuhnya.

Menurutnya, langkah yang diambil Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menyerang sejumlah wilayah di Ukraina sudah tepat sebagai tindakan " membela diri".

Dia pun menyalahkan Amerika Serikat (AS) karena dinilai memperkeruh suasana di Ukraina. Jalur dialog pun dirasa kurang.

"Amerika Serikat praktis telah menghentikan semua kontak hanya karena kami berkewajiban untuk membela Rusia di Ukraina," kata Lavrov.

Lavrov menambahkan pasokan senjata canggih Barat, termasuk rudal anti-tank Javelin, kendaraan lapis baja, dan pesawat tak berawak (drone) canggih adalah tindakan provokatif yang justru memperpanjang konflik, alih-alih mengakhirinya.

"Senjata-senjata ini akan menjadi target yang sah bagi militer Rusia yang bertindak dalam konteks operasi khusus," kata Lavrov.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terkait Invasi ke Ukraina, Rusia-NATO Memanas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular