
Kuota Pertalite & Solar Akan Ditambah, Yakin Gak Jebol Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menambah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti Solar serta Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni bensin Pertalite (RON 90) tahun ini. Hal ini dilakukan mengingat permintaan terhadap BBM jenis ini diproyeksikan bakal jebol di tahun ini.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati mengatakan bahwa rencana penambahan kuota saat ini masih tengah digodok di Kementerian Keuangan. Pasalnya, umumnya penambahan kuota biasanya berada di Anggaran Pendapatan Dan Belanja Nasional Perubahan (APBNP).
Erika optimistis dengan adanya penambahan kuota di tahun ini diperkirakan kebutuhan BBM untuk Solar dan Pertalite mencukupi. Mengingat, lembaga di sektor hilir ini akan terus melakukan pengawasan di lapangan.
"Tentu saja nanti penambahan kuota ini dibarengi dengan pengawasan ya. Selain pengawasan di lapangan dan memperbaiki regulasi agar jelas dan aturan yang terkait dengan konsumen pengguna yang berhak dengan JBKP dan JBT," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (25/4/2022).
Menurut Erika, saat ini BPH Migas tengah menyusun perubahan lampiran dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014, agar penerima manfaat produk BBM subsidi tepat sasaran. Hal ini menjadi salah satu cara agar kuota BBM tidak terlampaui dengan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Dia menyadari bahwa selama ini aturan mengenai pembelian BBM bersubsidi di lapangan masih belum diatur terlalu jelas. Sehingga hal terdapat celah yang dapat dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab.
"Di lapangan kami melakukan kerja sama dengan Polri, TNI dan pemda untuk melakukan pengawasan di lapangan. Mudah-mudahan ke depan baik subsidi yaitu Solar dan Pertalite ini bisa lebih tepat sasaran," katanya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah berencana untuk menambah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi seperti Solar, minyak tanah, hingga BBM khusus penugasan seperti Pertalite (RON 90) tahun ini.
Arifin mengatakan, penambahan kuota ini sebagai salah satu respons jangka pendek pemerintah atas lonjakan harga minyak mentah dunia. Di sisi lain, permintaan terhadap BBM tersebut juga menunjukkan peningkatan.
Dia menyebut, kuota Solar subsidi diusulkan bertambah sebesar 2,29 juta kilo liter (kl) menjadi 17,39 juta kl, minyak tanah bertambah 0,10 juta kl menjadi 0,58 juta kl, dan Pertalite bertambah 5,45 juta kl menjadi 28,50 juta kl.
"Beberapa langkah strategi dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia kami siapkan. Jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar, minyak tanah, dan JBKP Pertalite dan penyesuaian harga BBM non subsidi," ungkapnya saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/04/2022).
Selain itu, pemerintah juga akan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya pada periode Ramadhan dan Idul Fitri, serta meningkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM, serta memaksimalkan fungsi digitalisasi SPBU.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapan Harga BBM Pertalite Turun? Ini Kata ESDM
