Terungkap! Jumlah Penyimpangan BBM Subsidi Capai 38 Kasus

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
22 April 2022 18:45
A man celebrates as the first oil bowser with kerosene arrives, as people wait to buy kerosene oil for their kerosene cookers amid a shortage of domestic gas due to country's economic crisis, at a fuel station in Colombo, Sri Lanka March 21, 2022. REUTERS/Dinuka Liyanawatte
Foto: REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berhasil mengungkap 38 kasus penyelewengan Bahan Bakar Minyak bersubsidi sepanjang tahun 2022 ini. Khususnya untuk BBM jenis Solar Subsidi yang tersebar di berbagai wilayah.

Diantaranya yakni Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Tengah, Jatimbalinus, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku-Papua.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan langkah yang dilakukan Polri merupakan bentuk penyelamatan hak masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan BBM subsidi.

"Ini merupakan bentuk penyelamatan hak masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan BBM bersubsidi sehingga penyaluran BBM ini bisa tepat sasaran," kata Fajriyah dalam keterangan tertulis, Jumat (22/4/2022).

Fajriyah menyebut aparat Kepolisian terus melakukan pengawasan di seluruh wilayah Indonesia untuk memastikan BBM subsidi dipergunakan semestinya oleh yang berhak. Oleh sebab itu, setiap penyelewengan terhadap BBM bersubsidi merupakan tindakan kriminal melawan hukum.

Adapun, berdasarkan informasi yang dihimpun dari Polri, pelaku penyelewengan BBM bersubsidi dilakukan dengan berbagai modus. Di antaranya pengisian berulang oleh mobil pelangsir atau truk dengan tangki yang sudah dimodifikasi.

Kemudian, pembelian dengan jerigen oleh pengecer, pembelian oleh truk tambang atau galian tanpa muatan, pembelian oleh truk tambang, pembelian oleh truk sawit dan pembelian Solar melalui pihak ketiga.

Menurut dia tingginya disparitas harga Solar subsidi yang di jual Rp 5.150 per liter dengan solar non subsidi (industri) yang dijual sesuai dengan harga keekonomian ditengarai menjadi pemicu berbagai modus penyelewengan tersebut. Pengawasan dan koordinasi erat dengan kepolisian pun terus dilakukan.

"Pertamina akan terus bersinergi dengan Polri untuk mengawasi distribusi BBM bersubsidi agar tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab," kata Fajriyah.

Selain berkoordinasi dengan aparat, Pertamina juga menerapkan digitalisasi SPBU untuk memantau penyaluran BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran dan pemasangan CCTV di seluruh SPBU.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hitungan Ekonom, Jika BBM Naik 10-20% Maka Efek Inflasi 0,75%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular