
Proyek Gas Milik Raksasa Migas Inggris di Papua Mundur Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan salah satu proyek hulu migas skala besar yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) diproyeksikan bakal mundur produksinya. Salah satunya seperti yang terjadi pada proyek Tangguh Train III yang dioperatori oleh BP Indonesia di Teluk Bituni, Papua.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pandemi covid-19 telah mengganggu pengerjaan sejumlah proyek hulu migas, salah satunya yakni proyek gas Tangguh Train III. Proyek ini sebelumnya ditargetkan dapat beroperasi di tahun ini, namun karena adanya pandemi corona membuat proyek ini harus kembali mundur ke 2023.
"Tangguh Train III kita kejar sampai Desember 2022 tetapi memang permasalahan konstruksi di daerah sana dengan Covid-19 membuat kemungkinan akan tergeser di kuartal I-2023," kata Dwi dalam Konferensi Pers - Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2022, Jumat (22/4/2022).
Menurut Dwi, SKK Migas bersama BP Indonesia saat ini terus mengupayakan agar proyek ini dapat berproduksi tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Mengingat keterlambatan dari proyek tersebut sebenarnya terjadi bukan kali ini saja.
Adapun, selain Tangguh Train III, pemerintah juga terus mengejar pengerjaan tiga proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Diantaranya seperti Indonesia Deepwater Development (IDD), Lapangan Abadi Blok Masela, dan proyek Jambaran-Tiung Biru.
Untuk diketahui, Proyek Tangguh saat ini terdiri dari dua Train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta metric tonne per annum (MTPA). Beroperasinya Train III bakal meningkat kapasitas Tangguh hingga 11,4 juta MTPA.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Kabar Proyek Gas 'Raksasa' Kebanggaan Jokowi?