Subsidi LPG Tembus Rp 21 T, Jangan Kaget Segini Impornya!

Lidya Julita S., CNBC Indonesia
Kamis, 21/04/2022 12:35 WIB
Foto: dok pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) hingga akhir Maret 2022 telah melonjak dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sri Mulyani mengungkapkan subsidi LPG tabung 3 kilo gram (kg) selama Januari-Maret 2022 telah mencapai Rp 21,6 triliun, naik dua kali lipat dari Rp 10,2 triliun pada periode yang sama 2021 lalu.

"Jadi kita lihat bantalan sosial yang lindungi tekanan karena lonjakan harga energi dunia adalah belanja untuk subsidi naik 2 lipat Maret, LPG juga naik lebih dari 2 kali lipat Rp 21,6 triliun," terangnya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/04/2022).


Dari jumlah subsidi LPG yang ditanggung pemerintah tersebut, ternyata sebagian besar merupakan biaya untuk impor LPG.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) RI menunjukkan bahwa impor LPG selama Januari-Maret 2022 tercatat mencapai US$ 1,30 miliar atau sekitar Rp 18,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), melonjak 53% dibandingkan nilai impor pada Januari-Maret 2021 yang tercatat sebesar US$ 852,9 juta.

Bila impor LPG mencapai sekitar Rp 18,6 triliun, ini artinya nilai impor mencapai sekitar 86% dari subsidi LPG RI.

Kalaupun ada bagian impor untuk LPG non subsidi, namun perlu diketahui, berdasarkan data Kementerian ESDM, proporsi volume LPG non subsidi hanya sekitar 7%-8% dari total konsumsi LPG nasional. Ini artinya, konsumsi LPG subsidi mencapai sekitar 93%.

Dari sisi volume, impor LPG selama Januari-Maret 2022 tercatat mencapai 1,67 juta ton, naik 12% dibandingkan kuartal I 2021 sebesar 1,49 juta ton.

Adapun volume penyaluran LPG 3 kg hingga Februari 2022, berdasarkan data Kementerian Keuangan, tercatat mencapai 1,21 juta ton, naik tipis 4% dari volume penyaluran pada periode yang sama tahun lalu sebesar 1,16 juta ton.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: LPG 3 Kg Jadi Satu Harga - Wall Street Cetak Rekor