
Prabowo Modernisasi Kapal Perang Rp 15 T, Ini Penampakannya
Prabowo Subianto memodernisasi 41 kapal perang TNI senilai lebih dari Rp 15 triliun, yang sudah diteken kontraknya kemarin Rabu (20/4).

Dikutip website Pal.co.id Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter merupakan salah satu produk Alutsista yang merupakan state of the art PT PAL Indonesia (Persero) di mana keseluruhan proses rancang bangun dilakukan oleh PT PAL Indonesia (Persero). PT PAL Indonesia (Persero) sesuai amanah UU No. 16 tahun 2012 (Pasal 11) dan Keputusan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) No.13/2013 ditunjuk sebagai Lead Integrator Alutsista Matra Laut (Kapal Kombatan). (Dok. PT PAL Indonesia (Persero).)

SSV 123 meter memiliki fungsi asasi sebagai kapal pendukung atau support dalam pelaksanaan operasi militer. Dalam strategi peperangan laut modern kapal SSV memiliki nilai strategis karena mampu menghadirkan efek kejut atau pendadakan strategis terhadap musuh melalui kapabilitasnya untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur secara cepat dan masif di pantai garis depan musuh. Kapal tersebut nature-nya merupakan kapal pendukung Operasi Militer Perang / Military Operation War (OMP/MOW), pada masa damai kapal tersebut dapat difungsikan dalam Operasi Militer Selain Perang / Military Operation Other Than War (OMSP/MOOTW). Dalam misi OMSP, Kapal SSV dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Tidak terbatas pada scope tersebut, Kapal SSV juga memiliki tugas pelaksanaan misi naval diplomacy. (Dok PT PAL)

Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 105 M. Kapal PKR atau yang dikenal dengan nama Guided Missile Frigate memiliki panjang 105m dan lebar 14m dan mampu melesat dengan kecepatan 28 knots. Armada yang memiliki 120 awak ini memiliki kemampuan perang di atas permukaan dengan tembakan torpedo dan rudal yang mampu menenggelamkan kapal perang musuh. (Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS))

Nagapasa class sendiri merupakan kapal selam Indonesia hasil kerjasama dengan DSME Korea Selatan dimana mengambil basic dari Improved Chang Bogo class. Sebanyak tiga unit kapal selam Nagapasa class dibuat untuk Indonesia dan digunakan oleh TNI AL. Yang pertama ialah KRI Nagapasa, KRI Ardadedali dan KRI Alugoro. (PT PAL)

Setelah memproduksi Kapal Landing Platform Dock (LPD) 125 Meter 2011 silam melalui Transfer of Technology, kini telah dikembangkan menjadi Strategic Sealift Vessel (SSV) 123 Meter dan LPD 124 Meter. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) kembali menambah Armada Perang Pendukung LPD 124 Meter melalui kontrak dengan nomor KTR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. Sebuah Kapal Inovasi yang berfungsi dalam operasi militer maupun non-militer ini dimaksimalkan secara hakiki unutk memperkuat dan mendukung armada Republik Indonesia.(Dok PT PAL)

KRI Pollux-935 merupakan jenis kapal patroli cepat (PC) 40 meter yang memiliki spesifikasi panjang 45,50 meter, lebar 7,90 meter, tinggi 4,25 meter dan draft 2,20 meter dengan bobot 220 ton. Kapal ini memiliki kecepatan maksimum 27 knots, kecepatan jelajah 20 knots dan kecepatan ekonomis 15 knots. (Dok. TNI AL)

Kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) yang berfungsi sebagai kapal pendarat ini akan mengangkut material dan kendaraan dinas untuk didistribusikan ke Koarmada II, Akademi Angkatan Laut, Lantamal VI Makassar, Lantamal VIII Manado, Lantamal X Jayapura dan Lantamal XI Merauke dan Lantamal XIII Tarakan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

KRI Golok (688) merupakan kapal cepat rudal kelas trimaran yang digadang-gadang menjadi pengganti KRI Klewang yang terbakar pada tahun 2012 lalu. KRI Golok 688 juga dilengkapi dengan senjata canggih dan spesifikasi yang mumpuni sebagai kapal rudal untuk TNI AL dan memiliki teknologi sebagai kapal siluman. (Dok: PT. Lundin Industry Invest)

KRI Teluk Wondama-527 memiliki memiliki spesifikasi panjang keseluruhan (LOA) 117 meter, lebar 16,40 meter, dan tinggi 7.80 meter. KRI Teluk Wondama-527 mampu melaju dengan kecepatan masimum 16 knots atau 29,6 kilometer per jam. (dok TNI AL)