Jokowi 'Ramal' Mudik Macet Parah, Ini yang Bisa Dicegah

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
19 April 2022 14:18
Foto udara kemacetan di Gerbang Tol Cikupa di hari pertama penyekatan mudik, Kamis (6/5/2021). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Foto udara kemacetan di Gerbang Tol Cikupa di hari pertama penyekatan mudik, Kamis (6/5/2021). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan imbauan terkait mudik Lebaran 1443H/2022M dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/4/2022). Jokowi mengajak masyarakat untuk menghindari puncak arus mudik pada tanggal 28, 29, dan 30 April 2022 karena ada potensi macet parah.

"Dari survei Kementerian Perhubungan didapatkan hasil bahwa akan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh pemudik," ujarnya dalam pernyataan pers.

"Ini adalah jumlah yang sangat besar dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah," katanya.

Bagaimana cara agar mudik bisa lebih efisien dan nyaman tak harus bermacet-macet parah?

Akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat  Djoko Setijowarno mengatakan satu-satunya cara agar mengurangi potensi 'ledakan' pemudik adalah dengan pemerintah mendorong maksimalisasi angkutan umum daripada angkutan pribadi.

"Memperioritaskan perjalanan mudik yang menggunakan angkutan umum sudah saatnya dilakukan. Caranya dengan pengawalan khusus oleh Polri atau Ditjenhubdat terhadap rombongan bus umum yang mengangkut pemudik mulai dari terminal keberangkatan hingga terminal tujuan. Waktu perjalanan akan lebih terjamin lebih cepat ketimbang menggunakan kendaraan pribadi," kata Djoko dalam pernyataannya, Selasa (19/4).

Ia bilang di tengah tingginya minat mudik tahun ini yang diperkirakan 85,5 juta orang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran, perlu ada upaya khusus untuk mengurangi kemacetan di luar kebiasaan.

"Korlantas Polri akan menerapkan kebijakan arus melawan (contra flow), searah (one way) dan ganjil genap. Namun hal itu juga belum bisa sepenuhnya menjamin lancar," katanya

Djoko mengatakan studi yang pernah dilakukan Kemeko Perekonomian tahun 2008, agar lancar saat mudik Lebaran perlu disediakan 8 lajur. Namun, tentunya hal itu tidak memungkinkan. Walaupun sudah ada jalan tol dengan 4 lajur.

"Masih perlu dipertimbangkan sejumlah kendaraan terutama Bus AKAP yang akan menjemput pemudik setelah mengantarkan ke tujuan sebelumnya. Pemudik berikutnya, tentunya menunggu armada penjemput untuk mengangkutnya ke tujuan," katanya.

Ia bilang strategi push and pull perlu diterapkan untuk mengelolanya. Apalagi di kantong-kantong tujuan mudik seperti di daerah Jawa Tengah, setidaknya sudah ada tiga kota memiliki jaringan transportasi umum yang memadai.

"Trans Semarang di Semarang, Batik Solo Trans di Solo dan Trans Banyumas di Purwokerto. Meskipun masih harus dilakukan penambahan koridor lagi beserta feedernya.. Sudah ada Bus Trans Jateng juga di ketiga kota tersebut yang menyambungkan hingga luar kota," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ada Potensi 'Ledakan' Mudik, Kursi Pesawat Terancam Kurang?


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading