Internasional

Rusia Hantam Kota Lviv Ukraina, 7 Orang Dilaporkan Tewas

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
18 April 2022 20:54
Tentara membawa peti mati kolonel Yuriі Kozhukhar (54) dan sersan Kostiantyn Deriuhin, (44) yang tewas dalam pertempuran selama serangan Rusia di Ukraina selama upacara pemakaman di Gereja Saints Peter dan Paul Garrison di Lviv, Ukraina, Minggu (27/3/2022). (REUTERS/Alkis Konstantinidis)
Foto: Tentara membawa peti mati kolonel Yuriі Kozhukhar (54) dan sersan Kostiantyn Deriuhin, (44) yang tewas dalam pertempuran selama serangan Rusia di Ukraina selama upacara pemakaman di Gereja Saints Peter dan Paul Garrison di Lviv, Ukraina, Minggu (27/3/2022). (REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Rusia meluncurkan serangan misil ke kota Lviv di Barat Ukraina, Senin (18/4/2022). Dalam serangan itu, 7 orang dilaporkan meninggal dunia.

Dalam laporan New York Times, saksi mata melaporkan api dan asap mengepul dari apa yang tampaknya menjadi bagian dari kompleks kereta api di bagian barat Lviv. Jalur kereta Lviv sendiri telah menjadi rute yang populer bagi para pengungsi yang mengarah ke wilayah Barat Ukraina, tepatnya menuju Polandia.

"Setidaknya 11 orang terluka dalam serangan itu, termasuk seorang anak," kata Walikota Lviv, Andriy Sadovyi, dalam akun Telegramnya.

Mengutip CNBC International, ini adalah serangan besar pertama di Lviv dalam beberapa minggu, yang sampai sekarang dipandang sebagai tempat yang relatif aman bagi warga Ukraina yang melarikan diri dari wilayah Timur negara itu.

Hanya berjarak 43 mil dari perbatasan Polandia, Lviv adalah kota utama yang menghubungkan rute transportasi dan pengiriman melalui kereta api, khususnya senjata dari Polandia.

Rusia sendiri masih terus bertekad untuk menghancurkan jalur pengiriman dan produksi senjata Negeri Jirannya itu. Ini untuk memuluskan operasi mereka dalam membebaskan wilayah Donetsk dan Luhansk, yang berada di Ukraina Timur, dari kekuasaan Kyiv.

Memasuki sudah hampir genap dua bulan serangan Rusia ke Ukraina, belum ada tanda-tanda de-eskalasi terjadi di antara kedua negara. Pekan lalu, Rusia mengatakan proposal perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak dapat diterima.

Kremlin menuduh campur tangan negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) telah menghambat proses kemajuan ini. Salah satunya dengan propaganda bahwa pembantaian warga sipil di Bucha dilakukan oleh Rusia.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular