
Perang Ukraina-Rusia Belum Ada Tanda-Tanda Kelar

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia mengatakan bahwa pihaknya sangat tidak puas dengan laju negosiasi yang dilakukan dengan Ukraina. Hal ini terjadi tatkala ketegangan antara kedua negara meningkat setelah ditemukannya beberapa mayat warga sipil pasca penarikan pasukan Rusia dari wilayah ibu kota Kyiv.
Mengutip Moscow Times, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa negosiasi dengan Ukraina mencapai "jalan buntu". Ia mengakan telah diberitahu bahwa pihak Ukraina mengubah sesuatu dalam posisi negosiasi mereka.
"Momentum dalam proses negosiasi menyisakan banyak hal yang diinginkan. Tetapi operasi militer terus berlanjut," kata juru bicara Putin, yaitu Dmitry Peskov kepada wartawan, Senin (18/4/2022).
Sebelumnya, Kremlin juga menyebutkan bahwa pertemuan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dapat terjadi dengan sebuah syarat tertentu. Syarat itu adalah penandatanganan dokumen kesepakatan yang siap ditandatangani oleh kedua pemimpin.
"Pada prinsipnya, Presiden [Putin] tidak pernah menolak pertemuan semacam itu [dengan Presiden Zelensky], tetapi kondisi tertentu harus disiapkan untuk itu, yaitu, teks dokumen [perjanjian] [untuk ditandatangani]," kata Peskov kepada wartawan seperti ditulis CNN International pada pekan lalu.
Rusia juga menuduh bahwa campur tangan negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) telah menghambat proses kemajuan ini.
Salah satu hal yang dianggap menghambat perdamaian bagi Rusia adalah soal tuduhan pembantaian warga sipil di kota Bucha, Ukraina. Kyiv dan Barat mengatakan ada bukti, termasuk gambar dan kesaksian saksi yang dikumpulkan.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari 2022 dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya serta membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya layaknya Nazi.
Hingga saat ini, Moskow telah memutuskan untuk memfokuskan serangan di wilayah Timur Negeri Jirannya itu tepatnya di wilayah Donetsk dan Luhansk. Kedua wilayah itu diketahui merupakan wilayah yang diklaim Rusia sebagai berdiri sendiri dan tidak berada dalam kedaulatan Kyiv.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat
