Internasional
Efek Sanksi, Nokia dan Ericsson Hentikan Bisnis di Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak serangan Rusia ke Ukraina, tidak sedikit perusahaan yang hengkang dari Negeri Beruang Merah tersebut.
Terbaru, Nokia telah mengumumkan keluarnya dari Rusia. Awal pekan ini, perusahaan telekomunikasi Finlandia mengatakan "tidak mungkin" tinggal di Rusia mengingat serangan berkelanjutan Presiden Vladimir Putin di Ukraina pada Selasa (12/4/2022) lalu.
"Selama beberapa minggu terakhir kami telah menangguhkan pengiriman, menghentikan bisnis baru dan memindahkan kegiatan R&D kami yang terbatas dari Rusia," kata Nokia dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip oleh CNN International. "Kami sekarang dapat mengumumkan bahwa kami akan keluar dari pasar Rusia."
Nokia juga mengatakan akan "bertujuan untuk memberikan dukungan yang diperlukan untuk memelihara jaringan" dan sedang mengajukan lisensi untuk memastikan kepatuhan terhadap sanksi.
Sementara saingannya, Ericsson akan menangguhkan bisnis mereka di Rusia tanpa batas waktu per Senin (11/4/2022). Perusahaan telekomunikasi Stockholm itu juga menempatkan pekerjanya pada cuti berbayar dan sudah menghentikan semua pengiriman ke pelanggan di Rusia pada akhir Februari.
Keluarnya Nokia dan Ericsson meragukan kemampuan negara itu untuk membangun jaringan 5G super cepat, sebab hanya Huawei asal China satu-satunya penyedia jaringan 5G global yang masih aktif di negara tersebut.
"Sama seperti Anda semua, kami berharap untuk melihat gencatan senjata dan mengakhiri perang sesegera mungkin," kata Ketua Rotasi Huawei Guo Ping saat ditanya tentang sanksi terhadap Rusia pada konferensi pendapatan pada Maret lalu.
"Kami percaya bahwa kepemimpinan yang bijaksana akan segera mengakhiri krisis ini, dan memulihkan kehidupan normal," tambahnya.
Selama empat tahun terakhir, perusahaan telah meluncurkan jaringan 5G komersial dan uji coba dengan jumlah tertinggi secara global, dengan Ericsson meluncurkan 216 dan Nokia 200, menurut Kagan, penyedia data yang dimiliki oleh S&P Global Market Intelligence. Huawei China berada di urutan ketiga, dengan 75 peluncuran.
Ketiga vendor tersebut penting bagi Rusia: Huawei dan perusahaan China lainnya, ZTE, menyediakan antara 40% dan 60% peralatan jaringan nirkabel Rusia, sementara Nokia dan Ericsson memasok sisanya, menurut perusahaan riset telekomunikasi Dell'Oro Group.
Sebagaimana diketahui, pemerintah Barat telah memberlakukan beberapa putaran sanksi hukuman terhadap Rusia sejak serangannya ke Ukraina, termasuk pembatasan impor teknologi canggih ke negara itu.
Tetapi mereka telah menekankan perlunya, atas dasar kemanusiaan, untuk mempertahankan jaringan telekomunikasi yang berfungsi agar memungkinkan orang Rusia mengakses informasi dari luar negeri.
Rusia sendiri mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dari wilayahnya dan Belarusia. Serangan ini disebutnya "operasi militer khusus" yang dirancang untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Ukraina telah meningkatkan perlawanan sengit dan negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang dirancang untuk memaksa Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.
https://edition.cnn.com/2022/04/12/tech/russia-nokia-ericsson-huawei-5g/index.html
[Gambas:Video CNBC]
AS-Rusia Makin Panas, Awas Perang!
(tfa)