
Bos Resto & Kafe Menjerit Elpiji Naik, Usaha untuk Ngirit!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha kafe dan restoran mengeluhkan adanya kenaikan harga elpiji non subsidi terutama 12 kg. Pasalnya, kenaikan bahan bakar untuk memasak ini turut mengguncang operasional perusahaan. Harga elpiji 12 kg kini sudah tembus di atas Rp 200 ribu, dari sebelumnya Rp 160 ribu.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo), Eddy Sutanto mengatakan bahwa kenaikan harga elpijiĀ 20% telah berdampak pada operasional perusahaan yang bergerak di bidang kuliner. Kenaikan bahan baku mengakibatkan perusahaan harus melakukan berbagai efisiensi.
"Tentu kalau ada kenaikan bahan baku juga akan mengakibatkan pada operasional juga, salah satunya jalan kita harus efisien," katanya dalam diskusi bersama CNBC Indonesia, Jumat (15/4/2022).
Namun demikian, sejumlah pelaku usaha telah mengantisipasi adanya kenaikan harga elpiji jauh-jauh hari. Mengingat beberapa dari mereka, ada yang memang banyak menggunakan elpiji, tergantung kebutuhan.
Dalam kondisi saat ini, Eddy memastikan bahwa para anggotanya belum akan menaikkan harga jual makanan serta minuman di tengah melonjaknya harga elpijiĀ dan bahan baku. Namun tidak menutup kemungkinan, jika situasi belum membaik dalam tiga bulan ke depan pihaknya akan melakukan penyesuaian harga.
"Seperti ada beberapa restoran dia harus menggunakan berasnya tidak lokal, itu kenaikan beras non lokal sudah ada angka kenaikan jadi tergantung kita mau melihat sampai tiga bulan ini bagaimana," katanya.
Adapun beban operasional atas melonjaknya harga kebutuhan bahan baku untuk restoran fast food saat ini telah mencapai 5-10%. Sementara untuk restoran yang memiliki konsep mewah yakni fine dining dapat mencapai 20-25%.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]