
Pengusaha 'Teriak' Harga Semua Komoditas Naik Gegara Perang

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku usaha membeberkan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah berdampak pada naiknya sejumlah komoditas di dunia. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi Lukman menjelaskan semua itu tak lepas dari fakta kalau Rusia dan Ukraina merupakan pemasok berbagai jenis komoditas ke Eropa.
"Semua komoditi pangan naik tahun lalu, kita sudah naik banyak akibat perang itu pada naik lagi sekitar 20-30% dan ini masih terus berlanjut meski ada komoditas yang sudah turun tapi ternyata di April sudah naik lagi," ujarnya.
Apalagi, sejumlah komoditas bahan baku asal Indonesia selama ini juga dipasok oleh kedua negara tersebut. Menurut Adhi, Ukraina sendiri merupakan pemasok gandum terbesar nomor dua ke Indonesia atau 27% dari total kebutuhan gandum sebanyak 11,5 juta.
"Kalau mereka perang tentunya ini akan berdampak pada pemasok global, kita harus mencari alternatif untuk mengganti pasokan ini dari berbagai dunia terutama yang terdekat dari Australia, India," katanya.
Dia pun berharap agar segera mendapat alternatif pasokan gandum dari negara negara terdekat untuk menggantikan pasokan gandum dari Ukraina, apalagi prediksi panen pada tahun ini sudah mulai cukup bagus untuk beberapa negara seperti Australia dan India.
"Jadi kalau panen cuaca cukup mendukung, hanya saja logistik yang jadi masalah ini yang perlu kita waspadai ini kita berharap gak ada gangguan regulasi di dalam negeri," ujarnya.
CSO PT Steel Pipe Industry of Indonesia, Tbk. (SPINDO), Johanes Edward mengatakan bahwa pengaruh perang telah membuat produksi baja asal Rusia menjadi terhambat. Ini membuat sejumlah negara di Eropa pindah haluan untuk mencari baja dari Asia.
"Ini menyebabkan harga di Asia naik tadi sudah sempat turun di Maret, tapi April naik lagi," kata dia.
Johanes menilai bahwa efek perang antara Rusia-Ukraina memang tidak berdampak langsung. Namun demikian, karena pasokan baja berkurang, distribusi terhambat, maka akhirnya berdampak pada kenaikan harga.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Panas! Rusia Siap 'Perang' dengan AS & Eropa, Kenapa?