Internasional

Canggih! Drone Tempur Rusia Bisa Kenali Senjata Militer NATO

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 April 2022 10:50
FILE - A Turkish-made Bayraktar TB2 drone is seen during a rehearsal of a military parade dedicated to Independence Day in Kyiv, Ukraine, Friday, Aug. 20, 2021. The Russian invasion of Ukraine is the largest conflict that Europe has seen since World War II, with Russia conducting a multi-pronged offensive across the country. The Russian military has pummeled wide areas in Ukraine with air strikes and has conducted massive rocket and artillery bombardment resulting in massive casualties. (AP Photo/Efrem Lukatsky, File)
Foto: AP/Efrem Lukatsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Pesawat tidak berawak (UAV) pengintai dan penyerang milik Rusia semakin canggih. Sebuah sumber mengatakan kepada bahwa UAV Rusia akan memiliki katalog digital yang memungkinkan mereka  secara otomatis mengenali peralatan militer milik aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"UAV pengintai dan penyerang Rusia akan menerima katalog digital dengan gambar elektronik peralatan militer yang diadopsi negara-negara NATO," kata sumber tersebut, dikutip Urdupoint, Jumat (15/4/2022).

"Ini akan memungkinkan mereka untuk secara otomatis mengidentifikasinya di medan perang dan membuat, langsung di atas perangkat, peta lokasi posisi musuh, yang akan dikirim ke pos komando," tambah sumber tersebut.

Sejak serangan Rusia ke Ukraina, Kremlin dikabarkan memiliki senjata mematikan. Bahkan salah satu senjatanya itu mampu membuat tubuh manusia menguap.

Senjata itu adalah bom Termobarik atau disebut sebagai father of all bombs. Bom itu mampu menghisap oksigen dari udara sekitarnya, dengan begitu menghasilkan ledakan suhu tinggi.

Termobarik juga menghasilkan gelombang ledakan, yang ternyata berdurasi lebih lama daripada senjata konvensional. Kerusakannya cukup parah, sebab bom itu bisa menguapkan tubuh manusia.

BBC menuliskan jika bahan peledak dari Termobarik mampu menghasilkan gelombang kejut mematikan. Lalu juga akan menyedot udara dari paru-paru yang ada di dekatnya. Bom itu memiliki banyak ukuran. Ada yang berpeluncur roket diperuntukkan bagi jarak dekat, serta versi besar menggunakan pesawat.

Rusia sebelumnya mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina sejak 24 Februari dari wilayah Kremlin dan Belarusia dalam "operasi militer khusus" yang dirancang untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara tetangganya tersebut. Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang dirancang untuk memaksa Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Menggila, Drone Rusia Dilaporkan Tembus Gerbang NATO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular