Internasional

Omicron 'Siluman' Menggila, Covid Global Capai 500 Juta Kasus

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 April 2022 20:38
Infografis: Mitos vs Fakta Seputar Omicron
Foto: Infografis/Mitos vs Fakta Seputar Omicron/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 global kini melampaui 500 juta kasus per Kamis (14/4/2022). Jumlah tersebut naik saat sub-varian BA.2 dari virus corona varian Omicron melonjak tinggi di banyak negara, termasuk di Eropa dan Asia.

BA.2 juga dianggap menjadi sumber atas lonjakan baru di China serta rekor infeksi di Eropa. BA.2 sendiri disebut "varian siluman" karena sedikit lebih sulit dilacak daripada varian lain yang sudah ada.

Korea Selatan (Korsel) sendiri memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kasus baru. Negeri Ginseng ini melaporkan lebih dari 182.000 infeksi baru sehari dan menyumbang satu dari setiap empat infeksi secara global, menurut analisis Reuters.

Kasus baru meningkat di 20 dari lebih dari 240 negara dan wilayah yang dilacak, termasuk Taiwan, Thailand, dan Bhutan.

Kota Shanghai, China saat ini sedang memerangi wabah Covid-19 terburuk. Hampir 25.000 kasus lokal baru dilaporkan, meskipun kebijakan karantina kota dikritik karena memisahkan anak-anak dari orang tua dan menempatkan kasus tanpa gejala di antara mereka yang memiliki gejala.

"Pencegahan dan pengendalian epidemi Shanghai berada pada tahap yang paling sulit dan paling kritis," kata Wu Qianyu, seorang pejabat di komisi kesehatan kota, dalam sebuah pengarahan.

Sementara itu, kasus Covid baru di beberapa negara Eropa mulai mengalami penurunan, meski wilayah tersebut masih melaporkan lebih dari 1 juta kasus setiap dua hari.

Di Jerman, rata-rata tujuh hari infeksi baru telah turun dan sekarang mencapai 59% dari puncak sebelumnya pada akhir Maret. Kasus-kasus baru juga turun di Inggris dan Italia, sementara di Prancis tetap stabil.

Secara keseluruhan, kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) telah turun tajam setelah mencapai level rekor pada Januari. Namun kebangkitan kasus di beberapa bagian Asia dan Eropa telah menimbulkan kekhawatiran bahwa gelombang lain dapat menyusul di AS.

Varian BA.2 sekarang mencakup sekitar 86% dari semua kasus yang diurutkan secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini diketahui lebih menular daripada sub-varian BA.1 dan BA.1.1 Omicron. Bukti sejauh ini menunjukkan BA.2 tidak lebih mungkin menyebabkan penyakit parah.

Para ilmuwan terus menekankan bahwa vaksin sangat penting untuk menghindari terpapar penyakit yang dapat disebabkan oleh virus.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puncak Penyebaran Omicron Indonesia Diramal Awal Februari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular