China 'Digembok', Permintaan Minyak Turun 260 Ribu Barel/Hari

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
Kamis, 14/04/2022 15:05 WIB
Foto: SPBU Pertamina (CNBC Indonesia/ Muhamaad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca kondisi lockdown yang diberlakukan akibat lonjakan Covid 19 di China, permintaan minyak dunia diperkirakan turun, terutama pada kuartal II-2022. International Energy Agency dalam laporan terbarunya memperkirakan permintaan minyak dunia untuk 2022 turun 260.000 barel/hari menjadi 99,4 juta barel/hari.

Dalam laporan bulan Maret lalu, perkiraan permintaan minyak global diturunkan akibat gejolak yang muncul dari Rusia pada Februari-Maret. Lonjakan harga komoditas dan sanksi internasional yang dikenakan terhadap Rusia setelah serangan ke Ukraina diperkirakan menekan pertumbuhan ekonomi global sehingga menurunkan permintaan terhadap si emas hitam. 


Sumber: IEA

Sedangkan dalam laporan terbaru edisi April, IEA menyebut ada risiko baru yaitu lockdown di China akibat tingginya kasus positif Covid-19. Padahal China adalah importir minyak terbesar dunia.

Pada Maret, pasokan minyak global tercatat naik sebesar 450.000 barel/hari menjadi 99,1 juta barel/hari. Sedangkan pada April, pasokan minyak Rusia diperkirakan turun 1,5 juta bare/hari yang kemudian diperkirakan semakin parah menjadi 3 juta barel/hari pada Mei.

Terdapat prospek gangguan skala besar terhadap produksi minyak Rusia yang mengancam akan menciptakan kejutan pasokan minyak global. Dengan tidak adanya peningkatan produksi yang lebih cepat, stok minyak harus menyeimbangkan pasar dalam beberapa bulan mendatang.

Dari sisi persediaan, tercatat menurun selama 14 bulan berturut- turut. Pada Februari 2020 di angka 714 juta barel/hari ditambah dengan produksi negara-negara OECD sebesar 70%. Sehingga, total stok industri OECD turun 42,2 mb/d menjadi 2.611 mb/d di bulan Februari, hampir dua kali lipat tren musiman.


(aji/aji)
Pages