
Jepang Laporkan Kasus Pertama Omicron XE

Jakarta, CNBC Indonesia - Varian baru virus Covid-19 kembali ditemukan. Varian tersebut diberi nama XE, yang merupakan mutasi dari BA.1 (omicron asli) dengan BA.2 (omicron siluman).
Melansir CNBC International, Jepang belum lama ini melaporkan kasus pertama omicron XE, yang sebelumnya pertama kali terdeteksi di Inggris.
Varian XE ditemukan pada seorang wanita berusia 30-an yang tiba di Bandara Internasional Narita dari Amerika Serikat (AS) pada 26 Maret. Kementerian kesehatan Jepang mengatakan wanita, yang kewarganegaraannya tidak diungkapkan, tidak menunjukkan gejala.
Kasus di Jepang terjadi saat kasus jenis baru meningkat hampir dua kali lipat di Inggris, menurut statistik terbaru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris.
Pada 5 April, 1.125 kasus XE telah diidentifikasi di Inggris, naik dari 637 pada 25 Maret. Kasus terkonfirmasi paling awal memiliki tanggal spesimen 19 Januari tahun ini, menunjukkan bahwa kasus tersebut kemungkinan beredar di populasi selama beberapa bulan.
XE sejak itu telah terdeteksi di Thailand, India dan Israel. Diduga kasus-kasus Israel yang terakhir mungkin telah berkembang secara independen, dengan AS hingga kini belum melaporkan kasus XE.
XE sendiri dikenal sebagai "rekombinan", jenis varian yang dapat terjadi ketika seseorang terinfeksi dengan dua varian atau lebih pada saat yang sama, yang mengakibatkan percampuran materi genetik mereka di dalam tubuh pasien.
Dalam kasus XE, ini berisi campuran strain BA.1 omicron yang sebelumnya sangat menular, yang muncul pada akhir tahun 2021, dan varian BA.2 "siluman" yang lebih baru, yang saat ini merupakan varian dominan di Inggris.
Rekombinan semacam itu tidak jarang terjadi, bahkan telah terjadi beberapa kali selama pandemi virus corona. Namun, para ahli kesehatan mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang tingkat keparahan subvarian baru atau kemampuan untuk menghindari vaksin.
"Kami terus memantau kasus varian XE rekombinan di Inggris, yang saat ini mewakili sebagian kecil kasus," kata Meera Chand, direktur klinis dan infeksi baru di UKHSA, dalam sebuah pernyataan.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia