Kios-Kios Pasar Senen Disulap Jadi Gudang, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kios-kios di pasar Senen dulunya ramai ditempati oleh para pedagang. Saat ini, kios-kios tersebut justru banyak yang kosong, utamanya di lantai dasar Pasar Senen.
Kini, Pasar Senen sebagai salah satu pasar tertua di DKI Jakarta mulai beralih fungsi, dari tempat transaksi menjadi tempat penyimpanan barang atau sebagai gudang.
"Lantai dasar dulu memang buat dagang, akibat sepi itu akhirnya disewain seperti ini. awalnya ada (tempat dagang), kaya toko bahan namun jadi sepi ya buat bal-balan," kata Andi pedagang jas di lantai dasar Blok III Pasar Senen kepada CNBC Indonesia, Senin (11/3/22).
Pantauan CNBC Indonesia di lokasi, sebagian pedagang yang menjadikan gudang umumnya berada di lantai dasar Blok III. Mereka juga mengandalkan penjualan secara online untuk bisa memasarkan dagangannya secara luas.
Akibatnya bagi sebagian pedagang, penggunaan kios di mal seperti pasar Senen ada pergeseran fungsi. Meski demikian, pedagang di lantai I, II dan III umumnya memang menjadikan pasar legendaris ini sebagai tempat berjualan atau transaksi antara pedagang dan pembeli.
"Biasanya ramai itu lantaiĀ II kayak baju. Lebih ramai lagi Sabtu-Minggu parkiran rame tapi di bawahnya lantai dasar ke bawah sepi," sebut Andi.
Harga Sewa Masih Tinggi
Sebagian kalangan pedagang di pasar senen mengaku tidak mendapat potongan diskon kios meski ada beberapa kios yang kosong. Padahal, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, banyak kios yang sudah tutup utamanya di lantai dasar Blok III.
"Harga tenant beda-beda, kisaran di Rp 40 juta setahun, ga ada penurunan sama sekali. Susah juga, kita berusaha untuk sewa susah juga," kata Jhon.
Nilai tersebut bakal naik seiring kenaikan nilai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11%. Karenanya itu menjadi beban tambahan bagi pelaku usaha. Jhon pun membandingkan dengan pasar lain yang mayoritasnya mendapat penurunan biaya sewa.
"Sekarang pusat belanja kaya Tanah Abang banyak yang tutup, omset turun sekian %, apalagi Pasar Senen," sebut Jhon.
Sementara itu pedagang lainnya yakni Didi yang menjual seragam mengungkapkan sudah mendapat keringanan biaya sewa, namun penurunannya tidak signifikan, melainkan hanya kecil. Sementara itu service charge untuk membayar listrik air hingga keamanan pun tidak ada perubahan.
"Belum ada perubahan lumayan, sama aja. biaya sewa sama, memang agak penurunan dikit, yang tadinya sampai Rp 20 juta sekarang bisa Rp 17,5 juta per tahun. Service charge sebulan Rp 300 ribu, sama aja," sebut Didi di kiosnya yang berada di
Sementara itu Andi pedagang jas di lantai dasar Blok III Pasar Senen langsung menyewa tiga kios sekaligus. Ia mengakui memang ada penurunan harga sewa, namun nilainya tidak begitu jauh. kepada CNBC Indonesia, Senin (11/3/22).
"Ada penurunan, sebelum Corona bisa sampe Rp 70 juta setahun, sekarang paling Rp 50 juta. Tergantung posisi kalau belakang kaya gini lebih murah, kalau depan lebih mahal. Service charge ini 3 kios, hitungan satunya Rp 300 ribu jadi Rp 900 ribu," sebut Andi.
Penurunan biaya sewa ini terbilang tipis dibanding pusat perbelanjaan lain, misalnya di Glodok. Berdasarkan pengakuan pedagang, biaya sewa kios di Glodok City sudah jatuh hingga 900%. Penyebabnya tentu akibat pandemi Covid-19. Meski sudah obral biaya sewa, nyatanya masih banyak kios yang kosong, misalnya di blok AKS lantai 1 dan bagian dalam lantai 2.
"Sekarang gini lah, penurunan ada aja banyak yang kosong, dulu mahal sebelum Covid bisa Rp 20 juta setahun. Sekarang tergantung tempat, ada yang Rp 3 juta setahun, daripada kosong." Kata Hadi Susanto, pemilik toko PS Astro Station yang berlokasi di Blok 3 AKS no 44 Pasar Glodok kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/4/22).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sepi Abis, Pasar Senen Belum Punya Acara Khusus Ramadan