
Heboh AS Bohong soal Rusia di Perang Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan menyebut bahwa Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah melakukan beberapa penyebaran informasi palsu tentang serangan Rusia ke Ukraina. Ini dilakukan untuk memojokkan Moskow dan memperingatkan beberapa negara yang mungkin membantu negara itu untuk tidak ikut campur.
Dalam sebuah keterangan kepada media AS, NBC News, tiga orang sumber intelijen menyebut ini merupakan bagian dari perang informasi yang dilancarkan oleh Washington. Itu untuk mencegah Kremlin melakukan manuver-manuver lanjutan di Ukraina.
"Tidak harus intelijen yang solid. Lebih penting untuk mendahului mereka (Rusia), khususnya Putin (Presiden Rusia), sebelum mereka melakukan sesuatu," papar seorang sumber dikutip Jumat, (8/4/2022).
"Kami tidak selalu ingin menunggu sampai informasi intelijen 100% yakin bahwa mereka akan melakukan sesuatu. Kami ingin keluar lebih dulu untuk menghentikan mereka."
Tiga orang sumber itu pun mulai membongkar beberapa informasi yang sebenarnya tidak benar. Ini mulai dari kondisi Putin dan juga dugaan keterlibatan Beijing
Pertama, hal ini terkait Putin yang disebut-sebut telah disesatkan dan dibohongi oleh para pembantu dekatnya terkait perang ke Ukraina. Washington mengatakan ini merupakan sumber dari lambatnya kemajuan pasukan Moskow di Negeri Jirannya itu.
Namun sumber itu mengatakan hal ini tidak dapat diyakini secara pasti. Ia juga yakin bahwa ini merupakan contoh informasi yang belum pasti namun telah diumumkan ke publik.
"Informasi mengenai lingkaran dalam Putin berbohong kepadanya tidak konklusif," katanya.
Informasi manipulatif berikutnya yakni mengenai keterlibatan China yang disebut AS akan memberikan bantuan terhadap Rusia. Menurut sumber itu, hal ini belum dapat dibuktikan secara pasti.
Yang jelas, menurutnya, ini adalah strategi Washington untuk memberikan peringatan agar Beijing tidak ikut campur. China sendiri sejauh ini menolak penggunaan kata "invasi" untuk serangan Rusia ke Ukraina.
"Para pejabat AS mengatakan tidak ada indikasi China sedang mempertimbangkan untuk menyediakan senjata ke Rusia. Pemerintahan Biden mengeluarkan itu sebagai peringatan kepada China untuk tidak melakukannya," kata mereka.
Meski begitu, sumber-sumber ini membuktikan serangan informasi seperti ini diakui pernah berhasil. Mereka mengatakan sebenarnya Moskow telah berencana menyerang Ukraina sebelum Februari namun batal karena AS telah memberikan peringatan terlebih dahulu.
"Keberhasilan terbesar dari serangan informasi AS mungkin telah menunda invasi itu sendiri selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan," tegas sumber.
Belum ada komentar lagi dari AS soal ini. Rusia juga tak memberi pernyataan baru.
Rusia sendiri telah menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Kemarin PBB mendepak Rusia dari Dewan HAM karena tudingan pembantaian 300 warga di Bucha, kota dekat ibu kota Kyiv.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Abramovich Diracun, Intelijen AS Buka Suara
