Harga LPG Batu Bara Dilepas Pasar, Pemerintah Bakal Nombok!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 07/04/2022 14:55 WIB
Foto: Infografis/Gasifikasi RI/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diminta untuk membentuk harga khusus kepada produk gas dari gasifikasi batu bara. Hal itu mengingat harga dari produk gasifikasi yakni Dimethyl Ether (DME) yang saat ini berfluktuatif.

Sehingga, dengan harga yang masih berfluktuasi itu, maka beban pemerintah dengan menanggung kompensasi dari harga produk gas itu akan begitu besar.

"Formulasi harga DME perlu dirumuskan perlu satu formulasi yang tidak berfluktuasi saat ini. Kalau berfluktuasi seperti ini, khususnya yang menggantikan LPG maka kompensasi yang diberikan pemerintah nantinya akan begitu besar," ujar Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya W Yudha dalam Diskusi Publik Keekonomian Gasifikasi Batu bara, Kamis (7/4/2022).


Pemerintah memang belum menentukan harga khusus bagi produk gas yang dihasilkan dalam gasifikasi batu bara itu. Satya membeberkan, bahwa harga DME dan LPG di China saat ini dapat beriringan satu sama lain. Namun demikian, kondisi tersebut tak bisa disamakan dengan Indonesia, mengingat harga LPG saat ini bergerak fluktuatif.

"Kalau lihat di China harga LPG dan DEM saling beriringan. Kalau LPG di Indonesia sebagai acuan DME fluktuatif sekali dia mempunya jarak yang cukup lebar maka formulasi harga DME perlu dirumuskan," kata Satya.

Adapun, produk DME disiapkan untuk menggantikan LPG dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar memasak. Namun mengingat harga LPG yang saat ini fluktuatif, maka pemerintah perlu memformulasikan harga DME secara khusus.

Pasalnya jika harga tidak diatur khusus, maka kompensasi yang diberikan pemerintah bisa menjadi besar. Oleh sebab itu, akan ada formulasi harga DME khusus yang pihaknya terus kaji dari waktu ke waktu.

"Saya yakin dari Kementerian ESDM juga mencoba untuk memformulasikan. Acuan dari DME di Indonesia tidak serta merta seperti yang terjadi di China yang bisa beriringan dengan harga LPG," kata Satya.

Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya menekan impor LPG, dengan mendorong produk hilirisasi batu bara kalori rendah. Nantinya batu bara kalori rendah akan diproses menjadi DME untuk substitusi atau menggantikan LPG.

Lalu, berapa kira-kira harga dari produk 'LPG' batu bara ini? apakah akan lebih murah daripada LPG berbasis minyak saat ini?

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting sebelumnya mengatakan, mengenai penentuan harga, saat ini masih dalam tahap kajian. Adapun harga akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah mengenai distribusi DME ini.

"Saat ini penentuan harga DME masih dalam tahap kajian yang tentunya akan disesuaikan dengan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah terkait distribusi DME," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (12/11/2021).

Menurut Irto, karena DME merupakan produk yang bisa digunakan untuk mensubstitusi LPG, maka produk ini nantinya bisa dicairkan seperti halnya LPG. Proses distribusinya pun sama menggunakan tabung.

"DME juga dapat dicairkan seperti halnya LPG dan dapat didistribusikan ke konsumen dalam bentuk kemasan tabung seperti halnya LPG," lanjutnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DEN Usul Garis Kemiskinan RI Naik Jadi Rp 765 Ribu Per Bulan