Calon DK OJK Ini Ngebet Ingin Bereskan Banyak PR di OJK

News - Teti Purwanti, CNBC Indonesia
06 April 2022 20:55
H. Hariyadi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: H. Hariyadi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) menjalani uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test di depan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Dalam kesempatan tersebut, Hariyadi memaparkan alasannya ingin menjadi DK OJK.

"Saya tertarik di bidang ini karena banyak pending issues serta kasus-kasus di OJK khususnya sektor jasa keuangan," kata Hariyadi di Jakarta, Rabu (6/4/2022).

Secara rinci dia menjelaskan kalau masih banyak kasus di OJK khususnya jasa keuangan baik bank maupun non bank masih kurang adil dalam menangani persoalan dan sering kali jadi tersandera tanpa penyelesaian yang tegas. Belum lagi, menurutnya masih banyak korban penipuan investasi dari kelas menengah bawah yang jadi korban investasi bodong dan ketidakjelasan lain karena rule of game-nya.

Saat ini sedang dia tengah mempelajari karena pindah pembidangan dari Pasar Modal ke Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK).

"Misi saya tentunya ingin menjadi EPK kontributor utama untuk memberikan literasi dan edukasi yang efektif, transparan, kepentingan para pihak yang berimbang dan akuntabel kepada konsumen atau investor di jasa keuangan," jelas dia.

Hariyadi mengatakan jika tata kelola baik maka pada akhirnya jasa keuangan akan menjadi pilihan investasi sekaligus pembiayaan bagi lender/borrower domestik mauun asing yang kredibel serta mendukung Indonesia maju. Dia menyebutkan kalau program literasi dan edukasi serta perlindungan konsumen harus digalakan dengan dua pendekatan.

"Pendekatan pertama sifatnya ex ante (pencegahan) dan ex post (penuntasan) apalagi di era digital seperti saat ini," tegas dia.

Oleh karena itu, Hariyadi menyarankan kebijakan OJK harus dibenahi dengan kebijakan yang terintegrasi antar kompartemen dan tidak lagi mendahulukan silo-silo serta faktor eksternal yang juga harus diantisipasi dengan pendekatan holistik.

"Kita akan buat roadmap dan s yang sifatnya jangka pendek, menengah, dan panjang dengan melibatkan stakeholder terkait dengan menerapkan KPI dan termonitor oleh publik," pungkas Hariyadi.

Sementara itu, calon anggota dewan komisioner bidang edukasi perlindungan konsumen lainnya yakni Friderica Widyasari Dewi menekankan pentingnya mendorong literasi keuangan agar lebih besar. Diaman ia menargetkan secara nasional literasi keuangan bisa naik 3% hingga 4% setaip tahunnya menjadi 62% sampai 70%.

"Kemudian inklusi keuangan 3% bisa naik per tahun, sehingga 2024 bisa tercapai sesuai yang ditetapkan oleh Presiden. Kemudian di tahun 2027 bisa lebih dari 90%," kata dia.

Namun, ia menekankan mendorong inklusi keuangan tidak mudah dan tidak bisa dilakukan oleh OJK sendiri. Membutuhkan sinergi dengan industri keuangan non perbankan.

Ia pun menekankan bahwa OJK bidang perlindungan konsumen bukan pemadam kebakaran yang bekerja sendiri.

"Perlindungan konsumen bukan pemadam kebakaran ini siklus yang saling berkaitan harusnya embeded di awal harus kerja sama dengan Kepala Eksekutif industri yang lain, tidak mungkin dihadapi di akhir," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Live Now! Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading