Jokowi Sebut Gak Mungkin Harga BBM Gak Naik, Pertalite Juga?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
Rabu, 06/04/2022 18:40 WIB
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa sudah menjadi keniscayaan bahwa Indonesia menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia beralasan, ini dipicu karena kondisi geopolitik internasional dan ekonomi global yang bergejolak saat ini.

Akibatnya, hampir di semua negara mengalami lonjakan inflasi yang tak terhindarkan, termasuk Indonesia.

Dia menyebut, inflasi di Amerika Serikat misalnya, kini sudah di angka 7,9% yang biasanya di bawah 1%. Lalu, inflasi Uni Eropa mencapai 7,5% dari biasanya di sekitar 1%, begitu juga dengan Turki yang menembus 54%.


"Angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan (harga), tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan," tuturnya saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Selasa (05/04/2022).

Jokowi menegaskan, tidak mungkin Indonesia tidak menaikkan harga BBM, terutama bensin non subsidi seperti Pertamax.

Lantas, apakah artinya Presiden juga memberikan sinyal kenaikan harga BBM juga akan terjadi untuk jenis bensin Pertalite (RON 90)?

Namun sayangnya, Jokowi tidak menyebutkan apakah kenaikan harga BBM yang dimaksud tersebut juga akan berlaku untuk Pertalite. Tapi yang pasti, dia hanya menegaskan, kenaikan harga tak terhindarkan untuk jenis Pertamax.

"Gak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, gak mungkin. Oleh sebab itu, kemarin naik (harga) Pertamax," tegasnya.

Namun demikian, Presiden meminta para "pembantu"-nya, khususnya yang terkait isu energi dan harga BBM ini untuk memberikan penjelasan kepada publik terkait situasi terkini dan alasan mengapa pemerintah menaikkan harga BBM.

Hal ini dikarenakan saat kenaikan harga Pertamax per 1 April 2022 lalu tak ada satupun menteri yang menjelaskan kenapa pemerintah menyetujui kenaikan harga Pertamax, sehingga menimbulkan kehebohan di publik.

"Pertamax, Menteri tidak memberikan penjelasan apa-apa mengenai ini. Hati-hati, kenapa Pertamax naik, diceritain dong, ada empati kita, enggak ada? Yang berkaitan dengan energi gak ada (empati). Itu yang namanya memiliki sense of crisis?" tutur Jokowi.

Padahal, bila menteri diam, maka menurutnya masyarakat akan menganggap bahwa pemerintah tidak bekerja dan tidak melakukan apapun untuk rakyat.

"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat, nggak melakukan apa-apa," tukasnya.

Dia pun meminta kepada para menteri terkait untuk terus mewaspadai kondisi global dan terus menghitung dampak terhadap harga gas, BBM, bahkan harga pangan.

"Dua hal ini (harga energi dan pangan) yang menjadi sangat-sangat penting sekali untuk terus kita waspadai bersama dan harus selalu dirapatkan, dikonsolidasikan agar tidak keliru dalam mengambil keputusan," imbaunya.

"Dan sekali lagi, selain rakyat, hampir di semua negara sudah mengalami ini, masyarakat kita, rakyat kita juga mulai merasakan dampaknya dari kenaikan inflasi, kenaikan energi, kenaikan harga bahan pangan."

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal bahwa pemerintah kemungkinan akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin Pertalite (RON 90), menyusul kenaikan harga pada bensin Pertamax (RON 92).

Kenaikan harga bensin Pertalite ini menurutnya akan dilakukan secara bertahap. Seperti diketahui, Pertalite saat ini merupakan termasuk dalam Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP), sehingga pemerintah memberikan kompensasi kepada PT Pertamina (Persero) atas selisih antara harga jual dan harga keekonomiannya.

"Jadi overall ya akan terjadi nanti (kenaikan), karena itu Pertamax, Pertalite. Premium belum. mengenai gas (LPG) yang 3 kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti bulan September, itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," tutur Luhut usai uji coba pengoperasian Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (1/4/2022).

Namun sayangnya, dia tidak menjelaskan lebih rinci terkait rencana kenaikan harga bensin Pertalite ini.

Begitu juga dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebut bahwa pemerintah tengah mengkaji kenaikan harga Pertalite tanpa penjelasan lebih lanjut.

"Saat sekarang kita masih mengkaji. Setelah kita kaji, kita akan umumkan. Tetapi saat sekarang belum," katanya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (05/04/2022).


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hanif Faisol: Jabodetabek Harus Pakai BBM Standar Euro IV