
Ada Benarnya Jokowi, Menteri Tak Beri Alasan Pertamax Naik!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, secara tegas mengatakan bahwa anak buahnya atau dalam hal ini Menteri Kabinet tidak memiliki empati dan sense of crisis.
Hal itu dikatakan oleh Presiden Jokowi atas dasar kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax pada 1 April 2022 lalu.
Yang mana diketahui, memang belum ada penjelasan resmi dari menteri perihal kenapa BBM Pertamax ini mengalami kenaikan.
Seperti yang diketahui, kenaikan harga BBM Pertamax hanya diumumkan resmi oleh PT Pertamina (Persero) selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang menjual BBM Pertamax ini. Namun, menteri yang mengurusi soal BBM ini yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif belum mengeluarkan statement pasca harga BBM Pertamax naik.
Maka ada benarnya Presiden Jokowi, yang dalam Sidang Kabinet Paripurna hari ini mengatakan, bahwa Menteri tidak memberikan penjelasan apa-apa mengenai kenaikan harga BBM Pertamax.
"Menteri tidak memberikan penjelasan apa-apa, mengenai ini, hati-hati! Kenapa Pertamax naik diceritain dong, ada empati kita, enggak ada? Yang berkaitan dengan energi gak ada (empati). Itu yang namnaya memiliki sense of crisis?" tegas Jokowi dalam memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4/2022).
Presiden Jokowi menilai, kenaikan harga BBM jenis Pertamax yang berlaku sejak 1 April 2022 tidak dapat terhindarkan. Sebab, situasi saat ini tidak mudah. Baik dari sisi fiskal maupun moneter, sangat dipengaruhi oleh ekonomi global yang sedang bergejolak.
"Utamanya yang berkaitan dengan kenaikan inflasi hampir di semua negara. Kesadaran ini harus kita miliki dan dampak itu dirasakan betul oleh masyarakat saat kita turun ke bawah," kata Jokowi.
Kepala negara lantas memaparkan tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) sudah mencapai 7,9% (biasanya di bawah 1%), Uni Eropa 7,5% (biasanya di kisaran 1%), dan Turki 54%.
"Angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan. Tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan. Gak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, gak mungkin. Oleh sebab itu, kemarin naik Pertamax," ujar Jokowi.
Oleh sebab itu, lanjut dia, kewaspadaan yang tinggi ini harus dilakukan setiap hari, setiap minggu.
"Harus dihitung terus bagaimana harga gas, dan terutama memang selain harga energi dan juga harga pangan. Dua hal ini yang menjadi sangat-sangat penting sekali untuk terus kita waspadai bersama dan harus selalu dirapatkan, dikonsolidasikan agar tidak keliru dalam mengambil keputusan," kata Jokowi.
"Dan sekali lagi selain rakyat, hampir di semua negara sudah mengalami ini, kita, masyarakat kita, rakyat kita juga mulai merasakan dampaknya dari kenaikan inflasi, kenaikan energi, kenaikan harga bahan pangan," lanjutnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Daftar Daerah yang Harga Pertamaxnya Jadi Rp 12.500/Liter
