
Cek! Pertamina Klaim Suplai Pertalite & Solar ke SPBU Aman

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mengatakan bahwa pihaknya akan memantau pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi khusunya jenis Pertalite dan solar secara real time. Hal ini untuk mencegah terjadinya keterhambatan pasokan BBM Pertalite dan Solar seperti beberapa waktu lalu di beberapa titik.
Seperti yang diketahui, terhambatnya pasokan BBM subsidi ke SPBU adalah bagian dari respons kenaikan harga BBM jenis Pertamax pada Jumat (1/4/2022) sehingga pengguna kendaraan melakukan migrasi (shifting) ke Pertalite.
Pjs Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Irto P Gintings menyatakan bahwa, saat ini pihaknya berhasil mengatasi kekurangan pasokan BBM Pertalite dan Solar pada SPBU di beberapa titik.
Irto bilang, pasokan BBM subsidi ke SPBU sudah lancar, stok Solar dan Pertalite dalam posisi aman. "Pertamina juga terus memonitor secara real time dan memasok SPBU yang stoknya sudah mulai menipis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar Irto, Rabu (6/4/2022)
Sejak Jumat pekan lalu, Pertamina juga menyiagakan terminal (BBM) hingga 24 jam untuk mengisi SPBU yang kekurangan pasokan. "Saat ini kami terus memenuhi kebutuhan SPBU dan memonitor seluruh rantai distiribusi sebagai antisipasi menyeimbangkan antara konsumsi dan distribusi ke SPBU," kata Irto.
Irto mengakui secara umum terjadi tren peningkatan konsumsi BBM masyarakat dengan terus terkendalinya pandemi COVID-19. Apalagi, tren rerata konsumsi mulai menyerupai tahun 2019. "Pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5% turut mendorong aktivitas logistik kendaraan angkutan dan ekonomi masyarakat sehingga turut menyumbang peningkatan konsumsi BBM," katanya.
Menurut Irto, pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, Pertalite sempat ada peningkatan permintaan, mengingat mobilisasi masyarakat juga tinggi. Sementara hari Minggu konsumsi sudah melandai. "Potensi peralihan dari Pertamax ke Pertalite mungkin ada, namun belum bisa kita lihat dalam 2-3 hari pasca penyesuaian harga. Ini masih sementara saja nanti akan kita lihat dalam 1-2 minggu trennya," kata Irto.
Terkait solar, Irto mengatakan, penyaluran Solar subsidi sesuai regulasi Perpres No 191 Tahun 2014. Volume Solar subsidi mengikuti alokasi yang diberikan Pemerintah. Pertamina sudah menyalurkan 11% kelebihan kuota untuk menormalisasi antrean. "Saat ini kami terus berkoordinasi dengan BPH Migas untuk memastikan alokasi kuota. Dan dalam rangka satgas RAFI, kami saat ini terus menyalurkan Solar subsidi bagi SPBU terutama di jalur-jalur logistik dan jalur utama," ujar Irto.
Jugi Prajogio, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) periode 2007-2001 dan 2017-2021, menilai setiap SPBU sudah sangat mumpuni untuk mengantisipasi kekurangan pasokan. Apalagi Solar subsidi sudah ada kuotanya. "Untuk menaikkan kuota Pertalite juga menjadi 'susah' pada kondisi saat ini karena akan menjadi beban Pertamina dan Pemerintah," ujarnya.
Terkait rantai pasok BBM ke SPBU, Jugi mengatakan, pengalamannya selama dua periode menjadi anggota Komite BPH Migas, Pertamina sudah sangat andal dan mumpuni. "Seingat saya, tidak lama pengirimannya sejak PO terbit, ini bisa dilihat dari stok di masing-masing SPBU dalam kondisi yang aman," kata Jugi.
Saat menjabat Komite BPH Migas, Jugi mengaku ada penjatahan untuk BBM subsidi. Tidak ada cara lain agar subsidi tepat sasaran. "Makanya kuota BBM subsidi ditetapkan per provinsi/kabupaten/kota, termasuk per masing-masing SPBU," ujar Jugi.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat Nih! SPBU Curang Bakal Disetop Enam Bulan
