Pantauan SPBU Terkini, Apa Benar Ada Pembatasan Pertalite?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 06/04/2022 11:40 WIB
Foto: Pertamax Naik, Pertalite Langka Di Jalur Pantura

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir-akhir ini terdapat rumor bahwa Pertamina telah memangkas pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hal ini menyusul terjadinya peningkatan konsumsi Pertalite setelah kebijakan kenaikan harga Pertamax yang mulai berlaku pada 1 April 2022 lalu.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman pun menegaskan bahwa sejauh ini tak ada pembatasan pasokan BBM jenis Pertalite yang dijual oleh Pertamina. Hal ini sekaligus membantah rumor yang selama ini beredar di beberapa media.

"Kalau Pertalite tidak ada pembatasan saat ini," kata Saleh kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/4/2022).


Nah, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lapangan, kebanyakan SPBU saat ini dipadati oleh konsumen Pertalite. Berdasarkan hasil penemuan dilapangan tercatat tidak ada pengurangan suplai BBM Pertalite dari Pertamina ke SPBU.

Hal itu juga diungkapkan oleh sejumlah Pengawas dan Kepala SPBU yang beroperasi di wilayah Cibubur. Mereka juga membantah adanya pembatasan pengiriman yang dilakukan Pertamina, karena adanya lonjakan konsumsi Pertalite di masyarakat.

Salah satunya yakni, pengawas SPBU AL Ikhlas Cibubur, Yono. Ia memastikan bahwa sejauh ini belum ada pembatasan untuk pengiriman BBM Pertalite dari Pertamina. Pertamina kata dia terus memenuhi setiap permintaan sebanyak 16 ribu liter per hari dari pihaknya.

"Sementara ini gak ada pembatasan tinggal tergantung kita belanjanya aja. Kalau belanja 16 ribu liter Pertamina bisa ngirim 16 ribu liter. Cuma kemarin pas ada kenaikan Pertamax memang ada keterlambatan pengiriman dari Pertamina. Sekarang sudah normal kembali," ujarnya saat ditemui CNBC Indonesia, Rabu (6/4/2022)

Hal serupa juga dialami oleh SPBU Leuwinanggung, Tapos Depok. Pengawas di SPBU tersebut, Abdul Khodir memastikan bahwa tak ada pembatasan pengiriman untuk Pertalite. Bahkan permintaan sebanyak 24 ribu liter untuk 2 hari selalu dipenuhi oleh Pertamina.

"Enggak sih. Cuma pas waktu hari kenaikan sempet terlambat pengirimannya. Itu aja sih. Sejauh ini masih aman-aman aja," kata dia.

Senada dengan kedua SPBU di atas, Kepala SPBU Kranggan Permai di JL. Alternatif Cibubur-Cileungsi, Amel juga memastikan bahwa pengiriman Pertalite sejauh ini masih dalam kondisi aman. Pertamina selalu mengirim pasokan Pertalite sesuai kebutuhan.

"Kita gak ada pembatasan untuk Pertalite. Kalau bio solar ada pembatasan. Pertalite belum ada info," ujarnya.

Seperti diketahui, PT Pertamina telah menaikkan harga BBM jenis RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter. Akibat kenaikan itu dikabarkan permintaan BBM di bawahnya yakni Pertalite melonjak dan mengakibatkan kekosongan stok di sejumlah SPBU.

Tapi isu mengenai kelangkaan Pertalite dibantah oleh manajemen PT Pertamina (Persero) selaku badan usaha yang menjual bensin jenis Pertalite itu.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan bahwa, pihaknya menjamin stok Pertalite. Bahkan, pihaknya sudah menggelontorkan 15% stok di atas konsumsi rata-rata Pertalite.

"Jadi tidak ada (kelangkaan), kami menjamin stok pada posisi yang baik di Pertamina. Kami menggelontorkan 15% di atas konsumsi rata-rata Pertalite di SPBU, sehingga stok terjamin," ungkap Alfian kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Senin (4/4/2022).

Alfian juga memastikan stok BBM Pertalite di daerah-daerah juga terjamin, pihaknya bersama dengan induk usaha Pertamina sudah beberapa kali melakukan inspeksi ke seluruh daerah. Inspeksi itu dilakukan mengingat apakah ada peralihan besar dari Pertamax yang harganya naik ke bensin Pertalite tersebut.

"Kami lihat di kota besar kondisi aman, antrian relatif lebih normal. Kita bisa penuhi ekspektasi masyarakat atas kebutuhan Pertalite," tandas Alfian.

Adapun Alfian meyakini, bahwa lonjakan permintaan Pertalite yang mencapai 10% - 15% hanya sementara. Pasalnya, pihaknya memiliki program khusus untuk memberikan promo dan edukasi masyarakat atas penggunaan BBM yang berkualitas tinggi, sehingga pergeseran ke Pertalite tidak terlalu lama.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina