Dituduh Lakukan Pembantaian Warga Ukraina, Ini Reaksi Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 05/04/2022 21:48 WIB
Foto: Gambar satelit menunjukkan situs kuburan dengan parit sepanjang sekitar 45 kaki (sekitar 13,7 meter) di bagian barat daya daerah dekat Gereja St. Andrew dan Pyervozvannoho All Saints, di Bucha, Ukraina, (via REUTERS/MAXAR TECHNOLOGIES)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia buka suara terkait tuduhan militernya yang melakukan pembantaian kepada warga Ukraina di kota Bucha. Hal ini dijelaskan dalam sebuah keterangan kronologis yang disampaikan Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, Selasa (5/4/2022).

Dalam keterangan tersebut, dicantumkan bahwa pasukan Rusia sebenarnya telah keluar dari Bucha pada tanggal 30 Maret 2022. Dalam penarikan itu, disebutkan bahwa Ukraina terus menggempur wilayah Bucha dengan artilerinya.

"Wali Kota Bucha Anatoly Fedoruk dalam pesan video yang dikonfirmasikan bahwa tidak ada pasukan Rusia di kotanya. Selain itu, tidak ada penduduk yang ditembak ataupun yang dicurigai ditemukan di jalan-jalan," ujar keterangan itu sebagaimana diterima CNBC Indonesia.


Pada hari selanjutnya, 1 April 2022, Wakil Dewan Kota Ekaterina Ukraintseva dalam akun Facebook-nya menginformasikan pelaksanaan operasi pembebasan Kota Bucha. Dalam pesan video, dia meminta penduduk setempat tidak mengganggu operasi pembebasan.

"Muncul pesan-pesan tentang diberlakukannya jam malam (sampai pukul 06:00 pagi tanggal 5 April), penduduk setempat dilarang keluar dari rumah."

"Pada saat yang sama, pasukan Ukraina mempublikasikan video mereka dari jalan-jalan Kota Bucha dan tidak ada seorang pun yang ditembak. Jam malam ditiadakan tanggal 3 April."

Setelahnya, pada tanggal 2 April 2022, satuan pertahanan wilayah dari Kyiv masuk Kota Bucha. Di antara mereka ada unit yang dikepalai seseorang bernama Botsman. Botsman, yang dikenal sebagai Sergey Korotkih, diketahui merupakan figur yang disebut-sebut sebagai Neo-Nazi.

Dalam video salah satu prajurit batalyon yang dikepalai Botsman, prajurit tersebut diketahui bertanya "Ada orang-orang yang tidak bertanda apa pun, boleh kita tembak mereka?." Hal ini direspon oleh Botsman dengan jawaban "tentu".

"Ia yang memberikan perintah untuk menembak orang tanpa ada tanda khusus, yaitu warga sipil biasa," tulis keterangan itu.

Insiden pembantaian warga di Bucha, Ukraina, terungkap saat sebuah video dan foto-foto menunjukkan ratusan warga sipil tewas dengan tangan terikat. Dinas Keamanan Ukraina dan Walikota Bucha, Anatoliy Fedoruk mengatakan warga itu telah ditembaki oleh pasukan Rusia.

Meski telah dibantah oleh Rusia, kecaman dan tekanan dari dunia Barat masih terus mengalir ke Moskow pasca insiden ini. Bahkan, Jerman yang notabenenya sangat bergantung pada gas Rusia, saat ini sedang mempertimbangkan untuk melarang aliran energi dari Negeri Beruang Putih.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Warga Negara China Terciduk Ikut Perang Bela Rusia, Ukraina Ngamuk