
Nambah Lagi, Negara Pangkas Pajak Bensin Demi Warga!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Korea Selatan pada hari Selasa (05/04/2022) mengatakan negara itu akan memperluas pemotongan pajak produk minyak menjadi sebesar 30%, dari 20% saat ini.
Pemangkasan besaran pajak bensin tersebut akan berlaku selama tiga bulan untuk meminimalkan dampak dari melonjaknya harga energi akibat konflik Rusia-Ukraina.
Menteri Keuangan Hong Nam-ki mengatakan, "Inflasi adalah masalah yang paling penting dan serius saat ini."
Dia pun menyebut, pemerintah akan meningkatkan upaya untuk meminimalkan dampaknya dalam menghadapi tekanan harga tanpa henti, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (05/04/2022).
Data pada hari Selasa menunjukkan inflasi Korea Selatan meningkat menjadi 4,1%, kenaikan tercepat sejak 2011, didorong oleh kenaikan harga energi dan komoditas.
Sebelumnya, Pemerintah Selandia Baru juga telah mengurangi pajak cukai Bahan Bakar Minyak (BBM) dan memotong separuh biaya transportasi umum selama tiga bulan untuk mengurangi beban masyarakat atas melonjaknya harga minyak dunia.
Harga bensin di Selandia Baru, seperti bagian dunia lainnya, telah meningkat tajam sejak serangan Rusia ke Ukraina, seperti halnya biaya makanan dan bangunan, yang berkontribusi terhadap inflasi yang signifikan di negara itu.
Para ekonom memperkirakan inflasi di Selandia Baru akan naik di atas 7% tahun ini dan tidak mengesampingkan puncak di atas 8%.
"Kami tidak dapat mengendalikan perang di Ukraina atau berlanjutnya volatilitas harga bahan bakar, tetapi kami dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya terhadap warga Selandia Baru," kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Senin (14/03/2022).
Pemerintah juga mengatakan akan mengurangi biaya penggunaan bahan bakar sebesar 25 sen Selandia Baru.
Diperkirakan, ini akan mengurangi biaya pengisian tangki bensin 40 liter lebih dari NZ$ 11 atau US$ 7,46 atau sekitar Rp 107 ribu (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), dan untuk tangki 60 liter, lebih dari NZ$ 17.
Begitu juga dengan Inggris, telah memutuskan untuk memangkas pajak penghasilan dan bea masuk BBMÂ dalam upaya untuk menanggulangi krisis terhadap tingginya kebutuhan pokok di negaranya.
Pemerintah Inggris juga enggan untuk menaikkan setoran pajak perusahaan minyak, di tengah harga komoditas minyak mentah tengah melambung. Padahal potensi ini memungkinkan untuk mendanai lebih banyak bantuan bagi warganya.
Kenaikan harga kebutuhan di Inggris membawa inflasi Inggris menyentuh level di atas 6%, rekor tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak, seperti dilansir CNN Internasional, Kamis (24/3/2022).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurangi Beban Rakyat, Selandia Baru Pangkas Pajak Bensin!
