Tanker Pertamina Dicegat Greenpeace Telah Kembali Berlayar!

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 12:07 WIB
Foto: Vlcc Pertamina Prime siap uji coba 8 maret 2021. Doc pertamina.

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal Pertamina Prime milik PT Pertamina International Shipping (PIS) yang sempat dicegat aktivis Greenpeace di lepas pantai Denmark, Kamis pekan lalu (31/03/2022), kini dikabarkan telah berlayar kembali.

Menurut sumber CNBC Indonesia, kapal Pertamina Prime yang dicegat tersebut telah kembali berlayar dari Denmark ke China sehari setelah peristiwa pemblokadean Greenpeace itu terjadi.

"Kapal Pertamina Prime sudah berlayar kembali dari Denmark ke China," ungkap sumber CNBC Indonesia, Senin (04/04/2022).


Kapal Pertamina Prime adalah kapal kedua PT Pertamina International Shipping yang pembangunannya dimulai sejak 2019. Kapal ini merupakan kapal single screw driven single deck type crude oil tanker dengan panjang 330 meter dan draft 21.55 meter.

Tanker Pertamina Prime ini merupakan salah satu kapal yang dicegat Greenpeace pada Kamis pekan lalu. Selain Pertamina Prime, aktivis lingkungan tersebut juga mencegat tanker Seaoath yang tiba dari Rusia.

Mengutip Reuters, Seaoath membawa minyak sebesar 100 ribu ton asal Rusia. Greenpeace memblokade Seaoath dan Pertamina Prime karena akan melakukan transfer minyak asal Rusia tersebut.

Seaoath merupakan tanker yang telah tiba dari Rusia membawa 100 ribu ton minyak mentah Ural dan berusaha untuk mentransfer minyak ke kapal tanker Pertamina Prime yang lebih besar, menurut data pelacakan kapal Greenpeace dan Refinitiv.

Adapun Pertamina Prime, yang mengumpulkan minyak mentah dari beberapa kapal tanker, akan berlayar dari Denmark ke China setelah transfer minyak selesai, menurut salah satu pialang kapal.

Dengan demikian, Pertamina Prime berlayar langsung dari Denmark ke China, bukan dari Rusia, dan mengumpulkan minyak dari beberapa tanker.

Sejumlah sumber dari industri perkapalan dan trader Reuters menyebut bahwa perusahaan trader minyak Trafigura lah yang memesan kapal Seaoath yang berisi minyak Rusia tersebut.

Namun sayangnya, Trafigura menolak untuk berkomentar mengenai hal ini, namun mengatakan turut mengecam serangan Rusia ke Ukraina. Trafigura juga menyebut, pihaknya tidak melakukan transaksi bisnis baru atas minyak dan gas dari Rusia, namun tetap melanjutkan pengiriman minyak yang telah terkontrak dan disetujui sebelum perang Rusia-Ukraina terjadi 24 Februari 2022 lalu.

"Ketika kami muncul, mereka bahkan berhenti mencoba," kata aktivis Greenpeace Gustav Martner kepada Reuters, duduk di kayak di sebelah supertanker Pertamina Prime sepanjang 330 meter.

"Sekarang, sepertinya mereka sedang menunggu kita," lanjutnya.

Greenpeace mengatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak dimulainya apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari. Dari jumlah itu, 132 menuju ke Eropa, katanya.

"Sangat memalukan bahwa kita terus mendanai perang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia. Ini terjadi di Denmark. Mereka seharusnya tidak diizinkan berada di sini," kata Martner.

"Kami akan tinggal sampai politisi bertindak," ujarnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Perkuat Keamanan Armada di Laut Internasional