Makin Panas! China Kecam NATO, Sebut Seharusnya Sudah Bubar
Jakarta, CNBC Indonesia - China melontarkan pernyataan keras ke NATO. Beijing menyebut NATO seharusnya sudah lama dibubarkan menyusul pecahnya Uni Soviet.
Bukan hanya itu, China juga menyalahkan pemimpin NATO, yakni Amerika Serikat (AS) sebagai penghasut utama konflik. AS dinilai telah gencar melakukan ekspansi ke Eropa Timur untuk mengajak negara-negara kawasan bergabung dengan pakta pertahanan tersebut.
"Sebagai biang keladi dan penghasut utama krisis Ukraina, AS telah memimpin NATO untuk terus melakukan ekspansi ke arah timur (Europa Timur) dalam dua dekade terakhir setelah 1999," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Zhao Lijian akhir pekan kemarin dikutip Associated Press (AP).
Ia mengatakan ini bisa dilihat dari jumlah anggota NATO di kawasan itu yang terus bertambah. Dari 16 menjadi 30.
"Mereka telah bergerak ke timur lebih dari 1.000 kilometer (600 mil) ke suatu tempat dekat perbatasan Rusia, mendorong Rusia ke tembok langkah demi langkah," katanya lagi.
Meski demikian, ia mengatakan China tetap tak memihak dalam konflik ini. Namun sebelumnya, dalam pertemuan antar Menteri Luar Negeri (Menlu) akhir pekan lalu, China juga menyatakan kemitraan "tanpa batas" ke Rusia.
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022. Namun hingga kini perang masih belum berakhir.
Awal pekan lalu, Rusia mengatakan akan menarik pasukan dan menurunkan intensitas serangan. Namun Ukraina dan Barat menyebut hal itu hanya strategi untuk mereposisi pasukan.
(sef/sef)