
Harga Pertamax Naik, Bernarkah Efek ke Inflasi Minim?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Bensin Pertamax. Saat ini harga BBM non subsidi itu dibanderol dengan harga Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter.
Naiknya harga BBM Pertamax dinilai masih jauh di bawah harga keekonomian. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang pada April ini diperkirakan di kisaran Rp 16.000 per liter.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menilai, naiknya harga Pertamax memang akan memicu terjadinya inflasi, namun inflasi diprediksi tidak akan tinggi. Pasalnya, proporsi konsumen hanya sekitar 14%. Selain itu, konsumen Pertamax adalah golongan menengah atas yang menggunakan mobil mahal.
"Penikmat Pertamax sepertinya tidak akan melakukan migrasi ke Pertalite yang harganya lebih murah. Alasannya karena tidak proper dengan mesin mobil yang rata-rata bagus," kata dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (1/4/2022).
Yang terang, Fahmy mengapresiasi sikap Pemerintah dan Pertamina yang tidak menaikkan harga Pertalite yang proporsi konsumen mencapai 76%. Kenaikan harga Pertalite akan menyulut inflasi dan menurunkan daya beli rakyat.
"Penetapan Pertalite sebagai BBM penugasan juga sangat tepat agar Pemerintah dapat memberikan subsidi pada saat tidak menaikkan harga Pertalite," ujarnya.
Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga menyatakan akan terus menjaga komitmen dalam penyediaan dan penyaluran BBM kepada seluruh masyarakat hingga ke pelosok negeri.
Terkait kenaikan harga BBM jenis pertamax, Pertamina menyatakan bahwa penyesuaian harga tidak terelakkan namun dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Karena itu, penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17%, terdiri atas 14% merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3% jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Sedangkan BBM subsidi seperti Pertalite dan solar Subsidi yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83%, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter. Hal ini merupakan kontribusi Pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau.
"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak 2019," ucap Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga.
Dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM nonsubsidi yang lebih berkualitas. Apalagi harga baru masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu. "Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," kata Irto.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Daftar Daerah yang Harga Pertamaxnya Jadi Rp 12.500/Liter