Ini Alasan Dubes AS Melawat ke Natuna, Laut China Selatan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Sung Kim melakukan kunjungan ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada 29-30 Maret. Di Kepri, Dubes Kim melakukan kunjungan ke wilayah Batam dan Natuna.
Kunjungan di Batam dilanjutkan dengan lawatan ke balai latihan maritim Badan Keamanan Laut (Bakamla). Selain pemda setempat, ia ditemani Wakil Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia.
Apa sebabnya?
Kunjungan ini dilakukan untuk mempererat hubungan keamanan dan ekonomi dengan wilayah itu. Kim menyatakan AS akan memberi bantuan dana di balai latihan Bakamla senilai sekitar Rp 50 miliar.
"Dalam salah satu contoh kerjasama keamanan maritim AS-Indonesia yang kuat, pemerintah AS telah berkomitmen lebih dari US$ 3,5 juta untuk membangun barak pria dan wanita, dapur makan, ruang kelas, kantor, dan laboratorium pelatihan penegakan hukum," tulis keterangan Kedubes AS di Jakarta sebagaimana diterima CNBC Indonesia, Kamis (31/3/2022).
Sebagaimana diketahui Natuna menjadi "bibir" RI yang dekat dengan Laut China Selatan (LCS). Wilayah ini sendiri sedang menjadi pemicu ketegangan geopolitik antara beberapa negara Asia Tenggara dengan China.
Dalam konflik ini, China mengakui hampir 90% wilayah lautan yang kaya akan hasil alam itu dalam sebuah klaim yang dinamakan "sembilan garis putus-putus". Klaim ini juga bersinggungan dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia yang berada persis di depan wilayah Natuna.
Washington sendiri berkomitmen untuk menolak klaim yang diutarakan oleh Beijing. AS bahkan beberapa kali mengirimkan kapal perangnya ke wilayah itu dalam kegiatan yang disebut sebagai kebebasan navigasi.
Sementara itu, pasukan AS juga dikirim secara besar-besaran ke Filipina. Mereka tengah melakukan latihan bersama dari 28 Maret hingga 8 April.
Latihan perang diikuti hampir 9.000 tentara dari angkatan laut hingga angkatan udara. AS sendiri mengerahkan 5.100 personel militer.
Latihan ini dilaporkan akan mencakup manuver tembakan langsung, serangan pesawat, perang kota dan pendaratan. Lokasinya berada di Filipina Utara dekat perbatasan laut dengan Taiwan.
"Militer AS dan Angkatan Bersenjata Filipina akan berlatih bersama untuk memperluas dan memajukan taktik, teknik, dan prosedur bersama yang memperkuat kemampuan respons dan kesiapan kami untuk tantangan dunia nyata," kata Komandan Umum Divisi Marinir ke-3 AS, Mayor Jenderal Jay Bargeron, dikutip dari Associated Press (AP).
"Aliansi kami tetap menjadi sumber utama kekuatan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," tambahnya.
Balikatan pertama kali dilakukan di 1991. Ini didasarkan pada Perjanjian Pertahanan Bersama tahun 1951, yang mengikat AS dan Filipina untuk saling membantu jika terjadi serangan.
(sef/sef)