Menteri BUMN

Erick Thohir Sempat Mau Beli Peternakan di Luar Negeri, Jadi?

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
30 March 2022 16:55
Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap sebab masih banyaknya jumlah daging sapi yang diimpor Indonesia saat ini. Ia memang sempat mengusulkan agar BUMN membeli peternakan di luar negeri yang sudah punya ekosistem yang baik.

Pernyataan ini disampaikan Erick saat mengisi Kuliah Umum Universitas Hasanuddin, dikutip Rabu (30/3/2022).

Menurutnya, kebutuhan impor terjadi karena ada 2 ketidaksinambungan. Pertama, program pemerintah yang memberikan sapi ke masyarakat belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh peternak.

"Kebutuhan daging kita itu 96% impor dan 4% ada di peternak (lokal). Program pemerintah yang selalu memberikan sapi ke masyarakat terus terjadi tetapi ini tentu tidak punya ikatan bahwa sapi ini kapan harus dipotong. Kadang ketika harga baik sapi betina pun dipotong akhirnya hilang untuk perkembangbiakan," kata Erick.

Kedua, dia menyebut salah satu cara untuk menertibkan perilaku peternak adalah harus membentuk koperasi bersama. Hal ini diperlukan supaya peternak punya tanggung jawab satu sama lain dan tidak individualistis.

"Di situlah kenapa awalnya sempat kontroversi ketika saya bilang beli peternakan sapi di luar negeri. Ini bukan kebarat-baratan, tapi ini realita kita impor sapi. Daripada hanya impor, kalau punya kepemilikan peternakan di luar negeri kan uangnya kembali ke kita. Tapi kita juga harus kembangkan ekosistem peternakan di Indonesia dan ketika ini ketemu ada titik ekulibrium bersama," katanya.

Erick lantas menyebut saat ini BUMN punya program bernama Makmur. Program ini menyediakan lahan, pupuk, bibit, dan menghubungkan petani dengan calon pembeli.

"Program Makmur sudah mencapai 81 ribu hektare untuk 5 jenis holtikultura yaitu padi, gula, jagung, kopi, sawit. Program ini baru diluncurkan 5 bulan lalu sinergisitas BUMN. Petani diberi pembiayaan oleh Himbara, Pupuk Indonesia memberikan pupuk nonsubsidi dan bibit yang cocok, Jasindo masuk sebagai asuransi gagal panen. Kemudian kami offtaker, jadi PTPN offtaker hasil sawit tebu dan kopi, RNI offtaker jagung, padi, dan gula. Dengan ini pendapatan petani naik 46% dan produksi naik 36%," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kacau! Garuda Suka Beli Pesawat Sebelum Memetakan Rute

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular