
Mudik Lebaran? Siap-siap Harga Tiket Bus Melambung 50%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket bus antarkota - antarprovinsi diprediksi bakal melonjak jelang libur Lebaran 2022, yang diharapkan dapat membantu keuangan operator bus yang terkena dampak pandemi selama dua tahun. Lonjakan harga tiket diprediksi mencapai 50%.
Ketua Umum DPP Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan memastikan akan ada lonjakan harga baik untuk kelas bus AKAP ekonomi reguler ataupun kelas bisnis/eksekutif. Hal ini juga biasa terjadi menjelang lebaran.
"Biasanya minggu pertama kedua ada pembicaraan dengan Dirjen Perhubungan Darat untuk penentuan harga tiket tuslah ekonomi reguler. kalau yang eksekutif kan tergantung operatornya saja," kata Shafruhan kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/3/2022).
Meski begitu dia belum bisa memprediksi peningkatan harga tiket bus AKAP yang terjadi. Namun berkaca dari 2021 lalu ada kenaikan harga tiket 20% - 50% menjelang Lebaran.
Menurut Shafruhan peningkatan harga tiket ini penting untuk mengembalikan sektor transportasi darat yang terdampak parah akibat pandemi selama dua tahun. Juga untuk mempersiapkan sarana dan prasarana kendaraan supaya lebih aman.
Salah satu pengusaha bus sudah merilis harga jual tiket mudik Lebaran 2022 nanti. Pemilik dari PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali, mengatakan pihaknya harus meningkatkan harga tiket dua kali lipat karena harus mengirim angkutan kosong ke Jakarta.
"Kita harus kirim angkutan kosong pada satu sisi, misalnya bus kosong jemput yang ada di Jakarta. Jadi harga naik dua kali lipat sekitar Rp 360 ribuan," kata Antony kepada CNBC Indonesia.
Berikut harga baru PO Sumber Alam untuk bus reguler periode 22 April - 3 Mei 2022:
Jakarta - Yogyakarta Rp 360 ribu
Jakarta - Buntu Rp 290 ribu
Merak -Yogyakarta Rp 400 ribu
Jakarta - Yogyakarta via utara Rp 400 ribu
Menurut Anthony, kenaikan harga tiket bus ini bisa memberikan 'nafas buatan' sementara melihat operator bus sudah mati-matian untuk bertahan. Salah satu harapannya pemerintah bisa mengawasi angkutan ilegal yang merugikan operator resmi.
Sementara Managing Director Eka Sari Lorena Tbk, Dwi Rianta Soebakti mengatakan mengatakan ada lonjakan harga tiket bus yang terjadi ketika mendekati lebaran. Namun pihaknya tidak meningkatan tarif tiket seperti 2019 melihat daya beli masyarakat yang turun.
"Angkutan lebaran selalu punya tarif khusus, karena lonjakan penumpang yang hanya terjadi 1 arah, mendekati Lebaran outbound melonjak. Inbound kosong. Untuk H+7 Lebaran dan sebaliknya. Namun tarif Lebaran kali ini tidak setinggi tahun 2019 mengingat daya beli masyarakat yang turun," kata Dwi, kepada CNBC Indonesia.
Dia berharap besar pada saat lebaran ada lonjakan penumpang, namun yang menjadi pengganjal adalah daya beli masyarakat yang semakin menipis. Sehingga kemungkinan jumlah pemudik belum bisa menyamai tahun 2019.
"Efek pandemi berkepanjangan tidak membuat kami terlalu yakin," kata Dwi. Meski saat ini keterisian bus sudah meningkat dari 50% di tahun lalu menjadi 70%.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buruan! Tiket Kereta Mudik Sudah Bisa Dipesan Hari Ini