
5 Penampakan Fenomena 'Atlantis' di Proyek Tol RI
Pembangunan tol Semarang-Demak sepanjang 26,95 km menghadapi tantangan akibat fenomena 'atlantis' karena lahan warga hilang terendam air laut.

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak (Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bidang Hubungan Antar Lembaga, Asep Arofah Permana menyebutkan, untuk saat ini pembangunan seksi 2 yang sedang berlangsung tidak menghadapi kendala berarti, namun untuk seksi 1 terdapat kendala lahan. (Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR/ File Foto)

"Untuk seksi 1, kami mengalami sedikit kendala karena terdapat satu lokasi yang disebut sebagai 'tanah musnah' yakni dulunya daratan sekarang sudah tidak terlihat karena terendam air laut," kata Asep dalam keterangan resmi di web Binamarga, Sabtu (29/1/2022). (Dok: Humas Jateng/jatengprov.go.id/ File Foto)

Tol Semarang-Demak terbagi atas dua seksi. Seksi 1 sepanjang 10,64 km yang baru dilakukan penandatangan kontrak sementara seksi 2 Sayung-Demak punya panjang 16,31 km, yang sedang dalam tahap kontruksi mencapai 70%. Seksi 2 diharapkan bisa selesai pada akhir 2022 dan beroperasi 2023. Sementara Seksi 1 ditargetkan beroperasi awal 2025 mendatang. (Dok: Humas Jateng/jatengprov.go.id/ File Foto)

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jalan tol ini diharapkan akan mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan di kawasan Kaligawe dan Bandara Ahmad Yani yang kerap macet. "Keberadaan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi dengan tanggul akan memperkuat daya tahan Semarang bagian utara dalam menghadapi banjir rob," kata Basuki dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia. (Dok: Humas Jateng/jatengprov.go.id/ File Foto)