
Covid-19 Ubah Struktur Otak Manusia? Ini Kata Para Ahli

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa orang melaporkan sejumlah efek pasca sembuh dari Covid-19. Gejala yang mereka alami berlangsung dalam rentang waktu seminggu, bahkan ada yang sampai berbulan-bulan.
Kondisi ini disebut juga Long Covid-19 atau Post Covid Syndrome. National Institute for Health and Care Excellence (NICE) mendefinisikannya sebagai gejala yang berlangsung selama kurang lebih delapan hingga 12 minggu, setelah dinyatakan sembuh atau negatif corona.
Beberapa peneliti bahkan menemukan adanya disfungsi otak pada pasien penderita long Covid-19. Peneliti mengatakan Covid-19 dapat mengakibatkan infeksi ringan sehingga terjadi peradangan pada otak.
Nath, Iwasaki, dan Michelle Monje, seorang ahli saraf di Stanford mengatakan, Covid-19 dapat mengakibatkan infeksi ringan sehingga terjadi peradangan pada otak.
Dalam hasil penelitian yang diterbitkan 7 Maret 2022 di Nature, ada kekhawatiran Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan dan penyusutan otak.
Studi ini adalah salah satu penelitian yang pertama melihat perubahan struktural di otak sebelum dan sesudah infeksi SARS-CoV-2. Studi ini dilakukan oleh sekelompok ahli pencitraan otak yang telah melakukan penelitian semacam ini untuk waktu yang sangat lama.
Sebanyak 785 peserta menjalani dua pemindaian MRI. Di antara pemindaian itu, 401 orang memiliki Covid-19 dan 384 orang tidak. Dengan membandingkan sebelum dan sesudah pemindaian, peneliti dapat melihat perubahan pada orang yang memiliki Covid-19 dan membandingkan perubahan tersebut dengan orang yang tidak terinfeksi.
Setelah serangan Covid-19, rata-rata orang memiliki lebih sedikit materi abu-abu di bagian otak yang membantu menangani indera penciuman. Itu adalah temuan yang menarik, terutama mengingat kemampuan virus untuk mencuri indra penciuman orang, dan yang pasti sangat penting bagi penelitian.
"Tapi itu juga tidak mengejutkan, mengingat otak cenderung untuk berubah. Saya dapat menyebutkan beberapa hal yang mengubah otak, seperti mempelajari hal-hal baru, tidur dan menggunakan smartphone," tulis Laura Sanders, seorang Neuroscience
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 14 Gejala Long Covid Usai Sembuh Omicron, Jangan Abaikan!
