Internasional

Bank Barclays Bakal Rugi Rp 8,4 T, Efek Perang Rusia-Ukraina?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 29/03/2022 20:11 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Inggris Barclays diperkirakan akan menghadapi kerugian sekitar US$ 592 juta atau setara Rp 8,4 triliun (asumsi Rp14.350/US$).

Melansir Reuters, kerugian ini muncul karena Barclays melebihi batas penjualan produk sekuritas keuangan terstruktur. Popularitas produk semacam ini telah melonjak sejak serangan Rusia ke Ukraina.

Pada Senin (28/3/2022), Barclays juga mengatakan harus menunda rencana pembelian kembali saham senilai 1 miliar pound karena kerugian tersebut. Ini harus ditanggung sebagai akibat dari pembelian kembali sekuritas yang bersangkutan dengan harga pembelian aslinya.


Saham Barclays ditutup turun 4% setelah bank mengatakan telah menjual lebih dari miliaran pound sekuritas selama periode sekitar satu tahun. Jumlah ini melampaui batas US$20,8 miliar yang disepakati dengan regulator Amerika Serikat (AS) sebesar US$15,2 miliar.

Kesalahan regulasi utama adalah awal yang memalukan bagi C.S. Venkatakrishnan, kepala eksekutif Barclays yang baru diangkat. Sebelumnya ia berperan sebagai memimpin pasar global dan operasi risiko bank.

Analis di Shore Capital mengatakan dalam sebuah catatan bahwa Barclays tampaknya "tersandung tali sepatunya".

Analis Shore Capital juga mengatakan sementara pembelian kembali saham saat ini hanya tertunda, kesalahan tersebut dapat mengurangi distribusi modal di masa depan kepada pemegang saham oleh bank.

Setelah pasar London tutup, catatan Goldman Sachs yang dilihat oleh Reuters menunjukkan bahwa bank investasi AS telah diinstruksikan oleh salah satu investor top Barclays untuk menjual sebagian besar saham di bank tersebut.

Kisaran harga target untuk penjualan 575 juta saham Barclays adalah 6,1-8,1% lebih rendah dari harga penutupan, faktor yang kemungkinan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga saham saat dibuka pada Selasa.

Produk yang terlibat termasuk dua catatan yang diperdagangkan di bursa (ETN) terkait dengan minyak mentah dan volatilitas pasar, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut. Barclays menangguhkan penjualan dan penerbitan keduanya bulan ini.

Sebelum penjualan dihentikan, produk yang disebut VXX telah melonjak popularitasnya karena investor menempatkan taruhan pada volatilitas karena krisis Ukraina mengguncang pasar global, dengan jumlah saham yang berpindah tangan setiap hari dua kali lipat menjadi 71 juta dalam sebulan.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Wamen Stella Ungkap Kolaborasi & Insentif Riset Jadi Prioritas