Colek Menteri Kelautan, Sri Mulyani Minta Tambah 'Setoran'

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 29/03/2022 10:10 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Trenggono untuk bisa membenahi sistem perikanan di Indonesia, sehingga dapat berkontribusi terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Sri Mulyani menjelaskan, PNBP perikanan mencapai Rp 287,3 miliar hingga Februari 2022.

"Sangat menonjol terjadi kenaikan 218,1%, kita berharap Menteri KP (Wahyu Trenggono) akan terus melakukan penindakan dan merapikan keseluruhan kegiatan perikanan di Indonesia. Sehingga bisa menghasilkan PNBP yang semakin signifikan," jelas Sri Mulyani dalam APBN Kita, Senin (29/3/2022).

Karena menurut Sri Mulyani Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas laut terbesar, sudah semestinya bisa memberikan kontribusi kepada penerimaan negara.

"Karena memang Indonesia negara yang didominasi dari laut. Seharusnya kontribusi dari perikanan meningkat," kata Sri Mulyani.

Lagi pula, kata Sri Mulyani sepanjang Februari 2022, izin usaha yang dikeluarkan untuk sektor perikanan telah meningkat tiga kali lipat.

Kemudian nilai tukar nelayan juga mengalami kenaikan pada Februari menjadi 107, lebih tinggi dibandingkan nilai tukar nelayan pada Februari 2021 yang sebesar 103.

"Jadi kalau kita mengalami PNBP naik, tidak berarti nelayan mengalami situasi yang lebih buruk, bahkan terjadi kenaikan," tutur Sri Mulyani.

Secara keseluruhan, PNBP pada Februari 2022 telah mencapai Rp 46,2 triliun atau telah mencapai 13,8% dari target APBN. Kinerja PNBP sampai dengan Februari 2022 mengalami peningkatan, utamanya didukung meningkatnya pendapatan sumber daya alam (SDA) dan badan layanan umum (BLU).

Tahun lalu realisasi pertumbuhan PNBP terkontraksi 59,2% atau hanya mencapai Rp 6,8 triliun, dan sampai dengan Februari tahun ini tumbuh 126,8% atau mencapai Rp 15,5 triliun. Jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Adapun PNBP SDA Migas tumbuh 126,8% atau telah mencapai 18,1% dari target APBN, karena kenaikan Indonesia Crude Price (ICP).

Rata-rata ICP di US$ 79,63 per barel, naik 57,7% jauh lebih dari APBN yang hanya US$ 63 per barel. Untuk rata-rata ICP pada Desember sampai Januari 2021 sebesar US 50,48 per barel. Sekarang sudah melonjak menjadi US$ 79,63 per barel.

"Jadi sudah kenaikan ICP dari US$ 50 per barel ke US$ 79,6 per barel," tutur Sri Mulyani.

Selain itu, PNBP SDA minerba, sampai dengan Februari 2022 telah berhasil terkumpul Rp 7,1 triliun atau terjadi kenakan 49,3%. Di mana harga batu bara pada rentang Januari-Februari 2022 sebesar US$ 173,4 per ton, naik signifikan dibandingkan harga rata-rata pada 2021 yang mencapai US$ 81,8 per ton.

Begitu pun juga dengan harga nikel, pada rentang Januari-Februari 2022 sebesar US$ 20.651 per ton, lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata pada 2021 yang hanya US$ 16.987 per ton. "Ini adalah komoditas yang memberikan PNBP SDA dalam bentuk royalti," jelas Sri Mulyani.



(cap/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Kasus Raja Ampat, KKP Ubah Aturan Tambang di Pulau Kecil