Pembelaan Kemenkes Pasca 'Disemprot' Jokowi Soal Impor Alkes

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
28 March 2022 08:25
Suasana Penjualan Obat dan Alat Kesehatan di Pasar Pramuka. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana Penjualan Obat dan Alat Kesehatan di Pasar Pramuka. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan buka suara merespons amarah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait maraknya pembelian barang impor di instansi pemerintah maupun pemerintah daerah.

Kementerian Kesehatan sendiri menjadi satu dari sederet penyelenggara negara yang mendapatkan peringatan langsung dari Jokowi lantaran cenderung menggunakan belanja pengadaan barang dan jasa untuk barang impor.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa saat ini otoritas kesehatan berada di urutan ketiga kementerian terbesar yang menggunakan produk dalam negeri.

“Kita akan terus mendorong agar penggunaan dalam negeri pada setiap fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit,” kata Nadia kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Senin (28/3/2022).

Berdasarkan data yang dilaporkan otoritas kesehatan, nilai komitmen untuk penggunaan komponen dalam negeri saat ini mencapai Rp 11,8 miliar. Angka tersebut masih berada di bawah Kementerian PUPR Rp 43,7 miliar dan Kementerian Pertahanan Rp 35,3 miliar.

“Kita terus mendorong produsen dalam negeri dan bekerja sama dengan pihak universitas dalam pengembangan alat kesehatan dalam negeri,” kata Nadia.

Dok kemenkesFoto: Dok kemenkes
Dok kemenkes

Nadia mengakui bahwa ada beberapa produk alat kesehatan domestik yang sudah bisa diproduksi secara mandiri, terutama jenis alat kesehatan yang bersifat habis pakai.

“Berdasarkan transaksi e-katalog alat kesehatan LKPP, terdapat 10 alkes terbesar berdasarkan volume yang telah banyak diproduksi dan digunakan sebagai contoh alat suntik, infusion set, surgical appare seperti coverall medis, surgical masker,” jelasnya.

“Dan berdasarkan value transaksi terbesar seperti electric & manual hospital bed, patient monitor, USG, dan mobil x-ray sudah dapat diproduksi dalam negeri,” jelasnya.

Nadia menegaskan, kebutuhan alat kesehatan di dalam negeri cukup besar. Maka dari itu, industri tanah air diharapkan dapat meningkatkan produknya dengan teknologi yang lebih mutakhir.

“Tahun 2022 ini melalui dana APBN dan DAK, belanja alkes dalam negeri ditingkatkan dan produk alkes yang telah diproduksi di dalam negeri agar dapat masuk ke e-katalog sektoral agar lebih mudah dibeli oleh end user di pelayanan kesehatan dan pemerintah daerah melalu e-purchasing maupun e-tendering,” jelasnya.

“Perlu ditingkatkan kesadaran dan menjadikan gaya hidup bagi end user dalam hal ini fasilitas pelayanan kesehatan (RS Vertikal & RS Umum Daerah) untuk membeli produk alkes dalam negeri sesuai dengan perintah bapak presiden,” katanya.

Sebagai informasi, ini bukan kali pertama Jokowi meluapkan amarahnya perihal impor alat kesehatan. Beberapa waktu lalu, Jokowi bahkan mengungkap sebuah fakta baru terkait impor alat kesehatan yang tak terbendung.

Berbicara dalam Kompas CEO Forum, Jokowi mengaku tak habis pikir lantaran Indonesia kerap memesan jarum suntik dari negara lain alias impor. Padahal, banyak pabrikan Indonesia yang mampu memproduksi jarum suntik.

"Permintaan dunia untuk ini mencapai US$ 10 miliar. Indonesia impor banyak sekali tidak tahu berapa juta jarum suntik," tegas Jokowi.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Kemenkes Terbitkan Surat Waspada Hepatitis Misterius

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular