Ketua APMI Usul Kontrak Rig Diperpanjang, Ini Alasannya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI), Suprijonggo Santoso mengusulkan agar kontrak Rig diperpanjang dalam jangka waktu beberapa tahun atau multi-years dalam suatu pengelolaan pengeboran.
"Misalkan satu tahun, kalau kontraknya cuma 1 sumur tiap kali, artinya ada 4 lelang karena 1 sumur 2 bulan, lelangnya sendiri 3 bulan, jadi 1 rig itu sebenarnya bisa mengerjakan 10 sumur," ujar Suprijonggo dalam Drilling Summit 2022 belum lama ini.
Menurutnya, dengan kontrak multi years, efisiensi pengelolaan pengeboran bisa dijalankan. Selain itu, dia menegaskan dengan kontrak multi-years, APMI dapat memberikan training ke SDM agar lebih mumpuni.
"Karena akhir-akhir ini banyak kecelakaan, ada yang meninggal, ini karena banyak kontrak jangka pendek jadi tidak ada yang sempat training anak buahnya. Adapun mereka yang tidak mau karena kebanyakan kita pekerja lepas jadi kalau cuma 6 bulan, begitu tender karyawan pindah ke tempat lain, rugi buat kita mempertinggi ilmunya," jelasnya.
Dalam hal target produksi 1 juta barel minyak per hari (bph) pada tahun 2030, dia juga berharap tidak hanya industri perminyakan saja yang mendukung. Hal ini menurut Suprijonggo juga perlu dukungan perbankan.
"Karena kalau mau all out banyak dana yang diperlukan. Targetnya baru 632, sedangkan rig yang terpakai ada 180 rig, 52 standby, jadi ada sekitar 20-25 persen. Artinya, dari 700 ke 1 juta perlu dimanfaatkan, kalau semua rig dimanfaatkan, dan sistem lelang bisa diperpanjang, saya yakin akan bisa tercapai target itu," tuturnya.
Dia berharap ada sinergi antara SKK Migas Pemerintah dengan K3S. Dengan begitu, dia dan pihaknya yakin target pemerintah bisa dicapai jika semua pihak bersama-sama sinergi.
(bul/bul)