Kunjungi Sumur Minyak Terbesar RI, Sri Mulyani Singgung Ini..
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu ) Sri Mulyani melakukan kunjungan ke Wilayah Kerja Rokan atau lapangan migas terbesar kedua di Indonesia. Dalam kunjungannya ke lapangan migas tertua di Indonesia itu, Sri Mulyani memantau kompetensi dan kemampuan warga Indonesia dalam mengelola sumber daya alam Rokan.
Sri Mulyani mengatakan, hadirnya Pertamina Hulu Rokan untuk mengelola kilang minyak Rumbai atau Rokan ini tak hanya memberikan keuntungan bagi negara tetapi juga bagi masyarakat sekitar, baik melalui penyerapan tenaga kerja, munculnya bisnis-bisnis lokal, dan maupun melalui berbagai kontrak kerja sama baik sisi teknis maupun non-teknis.
"Saya berharap Pertamina Hulu Rokan tak hanya fokus pada tujuan operasional, tetapi juga bertanggung jawab secara moral terhadap lingkungan, terutama ketika persoalan dampak perubahan iklim menjadi sorotan dunia saat ini," ungkap Sri Mulyani dalam akun resmi Instagramnya, Jumat (25/3/2022).
Seperti yang diketahui, lapangan migas Rokan sebelumnya dikelola oleh pihak Chevron selama lebih dari 92 tahun. Pada tahun 2021 PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Rokan resmi mengakuisisi 100% Blok Rokan yang ada di Riau itu.
Blok Rokan ini juga merupakan wilayah kerja migas dengan produksi minyak yang jumbo atau dengan rata-rata produksi tahunan mencapai 160 barrels of oil per day (BOPD).
"Semoga Pertamina dapat terus menjadi Badan Usaha Milik Negara yang turut menyukseskan stabilitas perekonomian Indonesia.
Sejalan dengan itu, Subholding Upstream Pertamina memang mencanangkan program kerja yang jauh meningkat dibandingkan tahun lalu. "Pada tahun 2022 ini, Subholding Upstream akan mengebor 813 sumur pengembangan. Dan 500 sumur di antaranya berada di WK Rokan," ujar Budiman Parhusip. Tahun lalu Subholding Upstream mengebor 350 sumur.
Seperti yang diketahui, WK Rokan memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. WK migas terbesar kedua di tanah air ini menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional dengan rata-rata produksi tahunan sekitar 160 ribu barel minyak per hari (BOPD) untuk periode September-Desember 2021.
Seluruh hasil lifting WK Rokan juga diperuntukkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina guna mendukung ketahanan energi nasional.
Sementara itu, Dirut PHR Jaffee A. Suardin menyampaikan bahwa PHR berhasil meningkatkan kinerja WK Rokan pasca alih kelola. Di antaranya kenaikan tingkat produksi, biaya lifting yang makin rendah, peningkatan kegiatan pengeboran secara masif dan agresif, peningkatan keandalan fasilitas, dan tingkat efisiensi produksi yang terjaga.
Hanya dalam tempo kurang dari empat bulan, PHR menambah rig pengeboran dari sebelumnya 6 rig menjadi 19 rig dan rig kerja ulang (work over) dari sebelumnya 25 rig menjadi 29 rig.
PHR WK Rokan menyumbangkan penerimaan negara sekitar Rp 9 triliun untuk periode Agustus-Desember 2021. Kontribusi itu terdiri dari Rp 6,5 triliun Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Rp 2,5 triliun berupa pembayaran PPh, PPN, dan pajak daerah.
(pgr/pgr)