Cabut Produk Asing, Luhut Ungkap "Disenggol' AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sempat dikritik oleh pemerintah Amerika Serikat (AS). Hal tersebut terjadi lantaran banyak produk-produk asal AS yang dicabut dari E-Katalog.
Menurut Luhut, kebijakan yang diambil Indonesia ini sebenarnya mengikuti apa yang sudah diterapkan oleh pemerintah Amerika terlebih dulu. Khususnya, dalam mengutamakan produk buatan dalam negeri.
"Kedubesnya datang ke saya, kenapa mister Luhut, banyak produk kami dicabut di e-katalog. Hei Ambassador Presidenmu yang ngajarin kami, karena saya baca executive ordernya dia bilang America first, gunakan produk Amerika. Jadi kami ikuti kamu pakai produk dalam negeri," kata Luhut dalam Closing Ceremony Business Matching, Belanja Produk Dalam Negeri 2022, Kamis (24/3).
Dia pun menegaskan, kemajuan Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat ditentukan oleh negara-negara maju seperti Amerika. Bangsa ini berhak mandiri dan menentukan nasibnya sendiri melalui produk-produk yang dikembangkan di dalam negeri.
Di samping itu, E-Katalog yang merupakan aplikasi belanja online ini kata Luhut juga perlu dilakukan perbaikan total. Mengingat setiap tahunnya terdapat pengadaan barang dan jasa pemerintah yang nilainya mencapai Rp 1.170 triliun.
"Saya lapor ke Bapak Presiden mesti harus reformasi mengenai E-Katalog karena ada Rp 1.170 triliun dan tiap tahun angka tersebut terus naik dan ini yang menjadi masalah. Padahal kalau kita belanjakan dalam negeri akan menciptakan dampak yang luar biasa," ujar Luhut.
Berdasarkan paparan Luhut, permasalahan utama selama ini adalah belum optimalnya belanja pemerintah pusat dan daerah untuk produk dalam negeri.
Pada 2022 ini misalnya, potensi pembelian produk dalam negeri melalui belanja pemerintah yakni sebesar Rp 1.055,3 triliun. Nilai tersebut terdiri dari pemerintah pusat sebesar Rp 519,9 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp 535,4 triliun.
Menurut Luhut tujuan utama dalam perombakan ini adalah menerapkan aksi afirmasi pemerintah untuk membeli produk dalam negeri minimal sebesar Rp 400 triliun pada 2022. Hal tersebut berpotensi menambah peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 1,67%-1,71%.
(pgr/pgr)